Lihat ke Halaman Asli

Pandapotan Silalahi

Peminat masalah-masalah sosial, politik dan perkotaan. Anak dari Maringan Silalahi (alm) mantan koresponden Harian Ekonomi NERACA di Pematangsiantar-Simalungun (Sumut).

Mengapa Memilih Tenis Meja?

Diperbarui: 4 Oktober 2020   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga tenis meja yang cepat membakar kalori dan bermanfaat untuk kesehatan jantung. foto | dokumen pribadi

Saya ini bukan seorang olahragawan. Saya juga bukan petenis meja yang cukup andal. Namun saya punya alasan tersendiri, mengapa saya memilih tenis meja sebagai olahraga favorit dibanding cabang olahraga lain.

Sejujurnya, mengenal  olahraga tenis meja, belum terlalu lama. Ya masih tergolong baru. Awal-awal saya mempelajari tenis meja spontan saya langsung tertarik.

Tak pernah terlintas dalam benak saya untuk menjadi seorang petenis meja profesional. Motivasi saya untuk bermain tenis meja praktis hanya untuk sekadar olahraga yang mudah mengeluarkan keringat. Karena saya sadar, sebagai pekerja media, dalam keseharian bekerja saya kebanyakan duduk di depan komputer.

Kalau tidak dibarengi dengan pergerakan (olahraga) bisa fatal akibatnya. Itulah yang saya sadari mengapa saya harus berolahraga.

Lantas mengapa memilih tenis meja?

Diatas, saya sudah jelaskan, sejak pertama mengenal tenis meja, saya langsung tertarik. Sudah banyak dampak positif yang saya rasakan sendiri setelah bermain tenis meja.

Sekadar berbagi dengan kompasianer, olahraga tenis meja merupakan sebuah olahraga permainan. Kalau saya banding-bandingkan dengan berlari, tenis meja lebih praktis dan cepat mengeluarkan keringat.

foto: dok pribadi

Selain olahraga yang bersifat ringan tapi serius, jenis olahraga ini pun relatif lebih irit. Dengan bermodal Rp150 ribu, kita sudah punya bet tenis meja yang berkualitas bagus.

Kenapa saya katakan irit, coba kalian bayangkan dengan olahraga badminton (bulu tangkis), berapa harga pasaran sebuah raket badminton. Untuk ukurang dibawah standar kualitasnya mungkin hampir Rp 500 an ribu. Belum lagi 'bola' raket yang bolak balik dipukul bakal cepat rusak, padahal harganya tegolong mahal. Selain itu, permainannya pun cukup berat dan membutuhkan lokasi khusus.

Masih banyak perbedaan yang saya rasakan antara tenis meja dengan badminton.

Hal lain, yang bikin saya lebih mencintai tenis meja, permainan bisa mengundang canda dan tawa. Bermain tenis meja, seluruh badan bergerak.  Tidak itu saja, kita juga dilatih dengan kecepatan mata. Karena  bak kata Iwan Fals, bola 'pimpong' memang lincah. Kita pun bisa bermain dengan banyak trik untuk mengalahkan lawan. Istilah smash, bola putar, back hand dan masih banyak istilah lainnya yang tidak saya hafal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline