Lihat ke Halaman Asli

PKS Tolak Usulan Anggaran Menpora

Diperbarui: 21 Oktober 2015   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jakarta, Wakil Ketua Komisi X Abdul Kharis Almasyhari menolak penambahan anggaran 500 milyar dalam Rancangan Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (RAPBN) Kementerian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora) Tahun Anggaran (TA) 2016.

Anggaran dana kemenpora naik menjadi 3,3 triliun dari pagu anggaran yang semula 2,85 triliun. Padahal prestasi menpora menurun dari tahun ke tahun. “Kemenpora telah dibekali anggaran Rp2,85 triliun sebagaimana yang telah disepakati dalam raker sebelumnya, akan tetapi menjadi naik 500 milyar tanpa kejelasan manajemen dan prestasi yang akan diraih”, jelas kharis yang setelah pembahasan pagu definitif Kemenpora RAPBN TA 2016, Rabu (21/10) di kompleks Parlemen.

Fraksi PKS menolak dan tidak ikut menandatangani hasil rapat tersebut. Menurutnya Menpora Imam Nachrowy tidak memiliki konsep yang jelas terkait dunia olahraga. Program dan pagu anggaran RAPBN TA 2016 pada masing-masing unit eselon I di Kemenpora RI masih memerlukan kajian kembali. Perbaikan usulan penyusunan program perlu memperhatikan beberapa catatan seperti sasaran dan manfaat yang bisa dirasakan langsung untuk pemuda, lebih memprioritaskan Cabang Olahraga (Cabor) prestasi yang memiliki jenjang internasional serta perhatian lebih kepada atlet dan mantan atlet yang memiliki prestasi terutama di level internasional.

“Terkait anggaran yang diajukan Rp500 milyar untuk renovasi GBK, PKS menolak” lanjutnya. Pasalnya usulan tersebut mendadak dan tidak masuk dalam pagu definitif. Berdasarkan peraturan yang ada GBK seharusnya dikelola oleh sekretariat Negara (Sekneg), sehingga anggaran yang berkaitan dengan GBK seharusnya berasal dari sekneg.

Selanjutnya, PKS melalui komisi X DPR RI akan melakukan pengawasan dan evaluasi target kinerja Kemenpora. Dana Kemenpora berasal dari rakyat, seharusnya pemuda Indonesia mendapatkan manfaat yang paling besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline