Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Globalisasi terhadap Gaya Hidup Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 4 April 2017   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya sangat mengenal ciri khas dari Indonesia salah satunya yaitu gotong royong, namun dengan adanya modernisasi dan globalisasi pada saat ini melahirkan corak kehidupan yang sangat kompeks, hal seperti ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme.

sifat individualis merupakan sifat yang tetap mempertahankan kepribadian dan kebebasan diri sendiri atau disebut dengan egois, tidak suka saling menolong atau gotong royong dan tidak bersifat kekeluargaan. Lingkungan yang saling tertutup merupakan salah satu faktor timbulnya masyarakat yang individual. Seseorang yang individualis cenderung bebas untuk mementingkan diri sendiri, hidup dengan cara yang mereka sukai tanpa memedulikan orang lain, dan bahkan sampai melupakan kodrat mereka sebagai makhluk sosial. Sikap yang seperti inilah yang mengakibatkan memudarnya solidaritas dan kesetiakawanan, musyawarah, gotong royong dan sebagainya.

Contohnya sendiri dalam masyarakat Indonesia salah satunya jarangnya masyarakat yang mau bergotong royong, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menjadi masyarakat yang individualis. Semua hal ini dapat mengurangi rasa kebersamaan warga Indonesia, karena semakin lunturnya kebersamaan dan semakin meningkatnya individualisme itu sendiri.

Contoh lain misalnya, pengaruh perkembangan teknologi yang saat ini berkembang sangat pesat dapat mengakibatkan perilaku individualistis, terutama di kalangan remaja dan anak-anak. Dampak negatif dari pengaruh perkembangan teknologi terhadap anak adalah ketergantungan terhadap teknologi informasi dan komunikasi dan cenderung mengerjakan tugas sendiri dengan bantuan internet daripada belajar berkelompok.

Sikap individualistis ini mengakibatkan anak enggan bersosialisasi dikehidupan nyata. Banyak remaja saat ini lebih aktif di media sosial tetapi pasif di dunia nyata. Hal ini dapat membentuk perkembangan remaja menjadi individual. Mereka hanya dapat berkomunikasi secara pasif tanpa bersosialisasi dengan masyarakat. Perilaku remaja semakin acuh tak acuh terhadap norma sosial yang ada di masyarakat. Kehidupan remaja yang seharusnya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar digantikan dengan bersosialisasi dengan menggunakan media sosial.

Salah satu cara mengatasi timbulnya sifat individualis khususnya di lingkungan masyarakat yaitu dengan cara meningkatkan rasa peduli terhadap sesama dan mau bermusyawarah sehingga timbullah kebersamaan dan jadilah masyarakat sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline