[caption caption="Sumber ilustrasi: www.agusmulyadi.web.id"][/caption]
Minggu ke tiga (Terinspirasi Lagu)
Tiba-tiba kamu datang lagi tanpa mengabari. Membuatku cukup tak percaya lantas menyebutmu berdusta. Namun, kamu sudah berada di hadapanku setelah percakapan di telepon kamu sudahi. Rinduku tak sempat terucap meski telah lama berubah sepi. Dan bahkan rinduku memilih pudar saat mendapati dirimu semakin mendekati.
Saat aku berkedip, aku cemas kamu tak di sini. Namun, pada kedipan berikutnya, ajaibnya masih terasa sama—kamu tetap ada. Kamu pun mendekati ke arah sini perlahan. Menyisiri ruang dengan tapakmu yang sunyi. Kalimat di hatimu yang harusnya tersusun rapi kamu simpan dan kamu ganti dengan air mata yang malah mengaliri pipiku.
“Dik, aku pulang....” kalimat yang tertahan itu akhirnya terucapkan. Kalimat yang mengandung begitu banyak kerinduan. Lalu, kamu mendekapku seperti masih kecil dulu. Aku tak percaya kamu hadir lagi. Aku tak percaya kamu benar-benar ada di dalam pelukanku, kini. Cairan hangat yang keluar dari sudut mataku yang lelap semakin meluap-luap. Dan saat aku membuka mataku lagi, kamu ada, ataukah tidak? Lalu, aku membuka mataku kembali, ternyata ini hanyalah kerinduan yang tertinggal dalam sebuah mimpi.
Ya, ini masih malam hari. Kututup lagi mataku bersama sebuah doa yang panjang. Doa yang sangat sering kurapalkan bersamamu dulu. Doa yang membuatku terlelap, lalu bermimpi lagi dalam malam gelap.
Greenhill, 15 Maret 2016
Salam hangat dan semangat,
DP Anggi