Lihat ke Halaman Asli

Perpisahan

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: jackeeholder.com

[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="Source: jackeeholder.com"][/caption] .

Dengan wajah yang kian muram

Kusampaikan hasrat yang tak lagi jenjam

;Engkau bahagia karena akan pergi

Sementara aku melepasmu dengan elegi

.

Mengapa engkau menahanku

Hanya untuk dapat melihat punggungmu yang menjauh

Mengapa engkau membiarkanku

Untuk melihatmu mengemas barang tetapi meninggalkan rindu

.

Apakah karena

Engkau adalah

Kenang

Yang tak terulang?

.

Apakah nanti hanya ada gumam

Pada pagi, pada siang, pada sore, pada malam

Saat aku merasakan hal yang paling bahagia

Bahkan yang paling duka?

.

Mengapa tetap memaksaku tertawa

Padahal ingin sekali kuseka airmata

Mengapa begitu perih terasa

Padahal benar tak tampak sayat-sayat luka

.

Dan.... Hingga pada akhir yang sukar

Perpisahaan ini membuatku sadar

Bahwa ketiadaan tetaplah ketiadaan

Yang mesti dilalui dengan segala ahsan

Pondokan Ikhlas, 30 September 2014

Salam hangat dan semangat dari DP Anggi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline