Telkom University kembali hadir di tengah masyarakat, khusus untuk mendukung kelompok tani Fajar Mukti di Desa Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Kehadiran Telkom University dibingkai dalam program pengabdian masyarakat skema Teknologi Tepat Guna, yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan memanfaatkan potensi wilayah setempat.
Berdasarkan observasi, usaha budidaya lele menjadi salah satu kegiatan yang menjanjikan bagi kelompok tani Fajar Mukti dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa Cipatat memiliki potensi alam berupa aliran anak sungai dari Waduk Cirata, lahan perkebunan yang luas, serta udara yang segar. Namun, terdapat kendala yang mungkin dihadapi oleh petani, yaitu hama. Hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme lebih besar yang dapat berbentuk seperti predator, pengganggu, maupun pesaing. Adapun contoh predator yang menyerang lele adalah burung, ular, maupun hewan liar lainnya.
Tantangan berikutnya adalah menjaga kualitas air kolam bioflok. Lele merupakan hewan yang sensitif terhadap kondisi lingkungan. Lele dapat hidup pada suhu 20 hingga 30 derajat Celcius, idealnya pada suhu 27 derajat Celcius (Hidayat et al., 2022). Selain itu, lele dapat tumbuh dengan baik pada tingkat keasaman air (pH) antara 6,5 hingga 8,5 (Widodo et al., 2023).
Pemantauan pH, suhu, dan keamanan lingkungan membutuhkan perhatian penuh dari petani. Jika dilakukan secara manual, petani harus melakukan patroli rutin yang melelahkan. Aktivitas ini meningkatkan risiko kelelahan kerja dan kecelakaan, seperti terjatuh ke kolam akibat.
Kegiatan diawali dengan survei lokasi untuk melihat kondisi lahan yang tersedia, dan mengembangkan komitmen dengan masyarakat setempat. Kegiatan survei dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober 2024 di lahan perkebunan milik anggota kelompok tani Fajar Mukti.
Pada kegiatan survei, terdapat pertemuan awal untuk merencanakan pembuatan kolam bioflok, dan instalasi alat. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan kelompok tani, penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian Cipatat, dan mitra pengabdian masyarakat dari PT Helmi Farm Mandiri, selain dosen dan mahasiswa dari Telkom University. Pada pertemuan tersebut, semua pihak berkomitmen untuk mendukung keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Tahap selanjutnya adalah instalasi dan ujicoba alat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2024. Alat yang diperlukan antara lain microcontroller ESP32, sensor PH0-14, dan sensor DS18B20, serta LCD 16x2 I2C. Selain itu, seperangkat laptop diperlukan untuk memprogram perangkat, dan melihat hasil pembacaan sensor. Hasil uji coba menunjukkan bahwa alat pengukur pH dan suhu otomatis memiliki tingkat akurasi tinggi, yaitu 98,77% untuk sensor suhu dan 99,43% untuk sensor pH.
Gambar 2. Uji coba alat pengukur pH dan sensor suhu otomatis (sumber: dokumentasi tim pengabdian masyarakat Telkom University)
Penerapan sistem pemantauan otomatis memberikan dampak positif, salah satunya adalah pengurangan tingkat kelelahan petani. Aktivitas patroli untuk memantau tingkat keasaman dan suhu digantikan dengan pemantauan otomatis melalui alat. Penurunan tingkat kelelahan terlihat dari peningkatan kekuatan genggaman tangan (grip strength).Berdasarkan pengukuran terhadap empat petani ikan lele yang bertugas, terdapat perbedaan signifikan pada kekuatan tangan sebelum dan setelah penggunaan alat otomatis (p = 0,047). Rata-rata kekuatan tangan tanpa alat otomatis adalah 76 kg, sementara dengan alat otomatis meningkat menjadi 94 kg, atau naik sebesar 24%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat otomatis dapat mengurangi kelelahan kerja, sehingga petani memiliki energi lebih untuk melakukan tugas lainnya.
Ucapan terimakasih: