Dalam praktik sehari-hari, keluhan yang paling banyak disampaikan oleh pasien saya ialah nyeri ulu hati. Tetapi kebanyakan pasien dengan keluhan tersebut langsung mengkaitkan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hatinya tersebut sebagai sakit lambung atau maag atau "sakit asam lambung" atau "asam lambung naik", atau nyeri ulu hatinya disebabkan stres pikiran karena banyak masalah.
Penetapan diagnosis sendiri (swadiagnosis) yang dikemukakan oleh para pasien tersebut, merupakan akibat dari wawasan dan persepsi yang terbentuk karena membaca berbagai situs di internet, atau youtube, atau dari broadcast what's app, atau diberitahu kenalannya. Meskipun demikian, tidak jarang diagnosis "lambung" tersebut, memang ditetapkan oleh dokter.
Memang penyebab organik terbanyak dari keluhan nyeri ulu hati ialah gangguan lambung, tetapi bukan berarti nyeri ulu hati pasti diakibatkan gangguan lambung.
Saat ini sudah lumrah dan menjadi pengetahuan (sebenarnya: salah kaprah) umum, bahwa nyeri ulu hati pasti terkait dengan penyakit lambung atau asam lambung, atau nyeri ulu hati pasti disebabkan karena stres pikiran. Padahal ada banyak penyebab nyeri ulu hati.
Nyeri ulu hati, selain disebabkan oleh penyakit organik (ada gangguan struktur organ), juga bisa disebabkan oleh faktor psikis atau kejiwaan (tidak ada kelainan atau kerusakan struktur organ), tetapi hanya gangguan fungsional, yang disebut Dispepsia.
Penulis menyampaikan artikel ini agar jangan terjadi "otomatisasi"; yaitu otomatis atau langsung menganggap setiap kejadian nyeri ulu hati sama dengan sakit maag / lambung, lalu langsung minum obat lambung / maag. Jika ternyata penyebab nyeri ulu hati tersebut adalah serangan jantung, tentu dapat membahayakan jiwa si penderita. Berbagai penyebab nyeri ulu hati yang disampaikan disini adalah yang relatif banyak ditemukan dan dibahas secara umum saja.
Apa itu Nyeri Ulu Hati?
Nyeri ulu hati atau nyeri di daerah epigastrium adalah nyeri lokal yang biasanya terjadi di daerah perut bagian atas tengah, tepat di bawah tulang dada. Rasa sakit ini bisa terasa sebelum, segera setelah makan, atau saat berbaring setelah makan. Kasus-kasus dengan nyeri ulu hati biasanya adalah kondisi yang tidak berat. Meskipun demikian perawatan medis segera harus dicari jika nyeri ulu hati disertai dengan gejala yang menunjukkan penyakit jantung, seperti adanya nyeri dada hebat yang menjalar dan frekwensi pernafasan yang meningkat atau rasa sesak napas.
Nyeri Ulu Hati juga bisa merupakan gejala dari Dispepsia, yaitu salah satu atau beberapa gejala / keluhan berikut ini: kembung, cepat kenyang, nyeri ulu hati, rasa panas atau terbakar di ulu hati. Pada Dispepsia tidak ada bukti penyakit organik (termasuk setelah dilakukan endoskopi lambung dan usus 12 jari bagian atas), yang bisa menjelaskan penyebab terjadinya gejala selama 3 bulan terakhir, dengan gejala yang setidaknya sudah terjadi 6 bulan sebelum dilakukan diagnosis.
Nyeri ulu hati pada Dispepsia, harus memiliki paling tidak satu gejala berikut, yang minimal dirasakan sehari dalam 1 minggu: a) Nyeri ulu hati yang cukup mengganggu (cukup berat untuk mengganggu aktifitas sehari-hari), b) Rasa terbakar di ulu hati yang mengganggu (cukup berat untuk mengganggu aktifitas sehari-hari)
Apa Saja Penyebab Nyeri Ulu Hati?