Lihat ke Halaman Asli

Dostry Amisha

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Content Creator: Tantangan Jurnalisme Era Digitalisme

Diperbarui: 19 Desember 2023   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adiprasetio & Wibowo (dalam Ningrum, 2021, h. 158) mengemukakan bahwa konvergensi merupakan teknologi yang semakin mengalami kemajuan dan menjadi lebih terintegrasi. Perluasan media baru semakin berkembang pesat di Indonesia yang menyebabkan hadirnya layanan online. Layanan online tersebut menjadikan khalayak menjadi lebih banyak dan bebas untuk berinteraksi. 

Media online juga dimanfaatkan sebagai medium untuk menyebarkan informasi. Hal tersebut memberikan dampak terhadap kinerja jurnalistik dari yang awalnya one to many namun saat ini berubah menjadi many to many. Artinya, media sebagai arus utama yang diproduksi oleh satu perusahaan media untuk banyak khalayak berubah menjadi khalayak untuk khalayak. 

Internet memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses berbagai jenis media. Media yang semakin konvergen tersebut menuntut jurnalis untuk melakukan adaptasi. Maka dari itu, jumlah pengguna media semakin terus bertambah dan terus mengalami peningkatan. Penggunaan media yang massif tersebut memberikan publik kesempatan untuk membuat sebuah konten baik berbentuk gambar, tulisan, video, ataupun bentuk lainnya. 

Seseorang yang berfokus dalam menciptakan sebuah konten disebut sebagai content creator. Konten yang dibuat oleh content creator biasanya menyesuaikan target audiensnya. Sebagai content creator dibutuhkan skill untuk menciptakan sebuah konten. Skill yang dibutuhkan oleh content creator tidak lepas dari kemampuan penggunaan teknologi. Selain itu dibutuhkan kemampuan untuk mengedit konten agar konten yang dihasilkan semakin menarik perhatian audiens. Seorang content creator harus bisa memahami siapa target audiensnya untuk mendukung strategi konten sebagai upaya untuk menjangkau audiens lebih luas lagi.

Era digitalisme, content creator dan jurnalis memiliki tujuan yang sama yaitu menyampaikan informasi dalam bentuk audio, visual, teks, dan lainnya. Konten-konten tersebut dipublikasikan melalui berbagai jenis platform media massa yang dapat diakses dengan mudah oleh audiens. Platform media yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan audiens dengan melihat segmentasi audiens terhadap suatu platform media. Content creator dan jurnalis sama-sama memberikan dan menyampaikan informasi berupa fakta yang terjadi. Perbedaan dari keduanya dapat dilihat melalui nilai berita dari informasi yang disampaikan. 

Jurnalis di era digital bertanggungjawab terhadap informasi yang disebarluaskan melalui media secara luas dan cepat. Informasi yang disebarluaskan berdasarkan fakta yang dapat diverifikasi kebenarannya dan berlandaskan kaidah jurnalistik. Hal tersebut sesuai dengan kode etik yang dimiliki oleh seorang jurnalis. Apabila jurnalis melakukan kesalahan dianggap melanggar kode etik. Content creator tidak memiliki kode etik dalam melakukan pekerjaannya. 

Apabila seorang content creator melakukan kesalahan terhadap kontennya umumnya akan meminta maaf, memberikan klarifikasi, dan menghapus kontennya. Content creator bertanggung jawab atas informasi yang dibuat sendiri dan belum ada perlindungan terhadap content creator, berbeda dengan jurnalis dimana terdapat undang-undang yang memberikan perlindungan bagi seorang jurnalis dalam menjalankan profesinya. 

Audiens memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda-beda akan informasi. Kehadiran content creator dapat menjadi tantangan bagi jurnalis di era digital. Content creator mengemas informasi dengan cara yang lebih menarik berbeda dengan berita jurnalistik yang terkesan baku. Baik jurnalis maupun content creator diwajibkan untuk beradaptasi dalam berbudaya digital secara positif. Konten-konten yang dihasilkan oleh jurnalis ataupun content creator diharapkan keduanya menyajikan konten yang berkualitas. Kreativitas menjadi hal penting dalam menghasilkan konten. Yang dimaksud dengan kreativitas adalah hadirnya ide-ide baru yang tidak membosankan yang dikemas sesuai ciri khas masing-masing. 

Daftar pustaka : 

Ningrum, A. F., & Adiprasetio, J. (2021). Cirebon radio: Adaptasi jurnalisme penyiaran lokal di era konvergensi. Jurnal Kajian Jurnalisme, 4(2), 147-164.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline