Lihat ke Halaman Asli

Pidato Kebangsaan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saudara-saudara sekalian,
Saya informasikan kepada kalian semua bahwa saya berdiri di sini untuk berpidato. Meski saya membaca teks, tolong dengarkan. Meski mata saya cuma sesekali melirik wajah kalian, tolong dengarkan. Dan pembukaan pidato saya kali ini saya akhiri dengan sebuah penegasan bahwa saya sedang berpidato kepada kalian.

Saudara-saudara sekalian,
Dalam kesempatan resmi ini, melalui suara saya berbicara pula kakek-kakek, nenek-nenek, lelaki, perempuan-perempuan, dan anak-anak seluruh pelosok negeri. Ini penting untuk saya katakan agar saudara-saudara ingat pidato pendek ini tidak semata berasal dari mulut saya seorang.

Saudara-saudara sekalian,
Tentu saja bukan tanpa tujuan kita berbondong-bondong memadati lapangan ini. Saya juga tidak akan berbelit-belit mengenai permasalahan yang akan saya paparkan kepada kalian. Namun sebelum saya menuju pokok pidato saya, sekali lagi saya mengingatkan untuk tidak menutup daun telinga kalian mengingat betapa krusial masalah yang sedang melanda kita semua.

Saudara-saudara sekalian,
Saya tadi mengatakan pidato saya kali ini pendek saja, maka saya akhiri pidato kali ini karena saya tahu kalian mampu mendengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline