Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Menyikapi Mentalitas Siswa yang "Copy Paste" Karya Tulis Orang Lain

Diperbarui: 18 Oktober 2024   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plagarisme menjadi salah satu persoalan besar dalam dunia akademi. Hal itu disebabkan pelbagai hal, termasuk mentalitas siswa yang sudah terbiasa sejak bangku SMP dan SMA meng-copy paste karya orang lain seolah menjadi karya sendiri.

Beberapa hari lalu saya diminta untuk mengecek karya tulis siswa SMA. Karya tulis mereka itu menjadi salah satu prasyarat kelulusan mereka dari bangku SMA.

Yang mengejutkan ketika membaca alur kalimat yang begitu runut dan teratur laiknya bukan tulisan anak SMA. Belum lagi, pilihan kata yang terbilang "tinggi" untuk konteks anak SMA. Saya pun curiga jangan sampai apa yang tertulis merupakan hasil copy paste dari karya orang lain di internet.

Ternyata dugaan saya benar setelah mengeceknya di internet. Satu paragraf dan bahkan ada yang satu halaman yang mencopy-paste secara langsung karya orang lain. Kecenderungannya mereka hanya menempel ide demi ide dari karya orang lain yang ada di internet dan kemudian membentuk satu artikel pengantar.

Tentu saja, itu menjadi sebuah kekecewaan yang mengecek karya tulis tersebut sekaligus alarm tentang kualitas anak didik. Gegara hanya mau mengejar target dan mendapatkan hasil, mereka mengambil jalan pintas lewat cara plagiat atau sistem copy paste.

Alih-alih meluapkan kemarahan, saya pun mengambil langkah agar kesalahan yang sama tak dilakukan.

Pertama, sebagai pengecek karya tulis, kita sekiranya tak boleh malas atau pun menerima begitu saja hasil karya siswa. Perlu serius mengecek dengan seksama tentang orisinalitas dari karya yang ditulis.

Sebagai guru atau pengecek karya tulis siswa, kita perlu memberikan waktu untuk membaca tulisan mereka. Tak sekadar memberikan nilai dan mengambil kesimpulan sepintas.

Bahkan, kita perlu melakukan riset lebih jauh tentang keabsahan dari tulisan mereka. Jangan sampai apa yang kita baca dan nilai merupakan produk dari orang lain dan bukan produk mereka.

Kedua, kita tak begitu saja menolak karya tulis mereka ketika ditemukan plagiat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline