Barangkali salah satu momen yang sulit terlupakan sepak bola Spanyol ketika berhasil memenangi trofi Piala Dunia di tahun 2010 di Afrika Selatan. Kala itu di final, Spanyol bertemu Belanda di stadion Soccer City, Johannesburg.
Ketika skor masih kaca mata dan laga berlangsung ketat serta diprediksi akan dilanjutkan lewat drama adu penalti, tiba-tiba di menit ke-116 Andre Iniesta luput dari kawalan lini belakang Belanda. Cesc Fabregas yang masuk sebagai pemain pengganti jeli melihat posisi Iniesta dan langsung memberikan umpan terukur.
Berkat tendangan keras kaki kanan Iniesta, bola menembus gawang Belanda. Pendek kisah, Spanyol jadi juara Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Pemain yang berkarir sebagai pesepakbola profesional lebih dari dua dekade itu tak ragu melakukan selebrasi dengan membuka bajunya sekaligus menunjukkan baju dalamnya yang bertuliskan dalam bahasa Spanyol, "Dani Jarque siempre con nosotros" (Dani Jarque, selalu dengan ini).
Tulisan itu dipersembahkan untuk sahabat baiknya, Dani Jarque yang meninggal dunia pada tahun 2009. Tak diketahui banyak pihak bahwa kepergian teman dekatnya itu sempat menjadi pukulan mental bagi Iniesta.
Bahkan, guna mengatasi masalah mental tersebut, Iniesta meminta pendampingan psikologis profesional. Berkat bantuan istri, orangtua dan juga pelatih Timnas Spanyol saat itu, Vincente del Bosque, Iniesta mampu keluar dari situasi kelamnya.
Dalam situasi sulit itu, Iniesta diikutsertakan ke Piala Dunia 2010. Piala Dunia 2010 seperti menjadi momen titik balik. Terlebih lagi, dia mencetak gol tunggal di final dan kemudian gol itu seperti menjadi persembahan terbaik untuk sahabat baiknya, Dani Jarque.
Momen pada final Piala Dunia 2010 itu hanyalah salah satu dari momen terbaik dari Iniesta sebagai pesepakbola profesional. Banyak kisah dari pemain yang ditempah di akademi La Masia dan kemudian menjadi salah satu pemain tersukses dalam sejarah Barcelona.
Iniesta di era kepelatihan Lois van de Gaal dan kemudian berkembang pesat di era Pep Guardiola. Kemudian Iniesta terus tampil pada level terbaik dari pelatih ke pelatih di Barca hingga dia memilih pindah ke Liga Jepang.
Setelah dari Jepang, Iniesta bermain di UAE Pro League CLub Emirates sebelum akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu sebagai pemain profesional.