Tim Nasional Indonesia menampilkan performa yang meyakinkan pada laga perdana di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 grup C zona benua Asia. Tak tanggung-tanggung, Indonesia menahan imbang tim kuat, Arab Saudi (1-1) di kediamannya sendiri.
Hasil imbang itu tentu saja melahirkan energi positif di kubu Indonesia. Jalan menuju Piala Dunia 2026 yang nantinya akan berlangsung di tiga negara, Kanada, Amerika Serikat dan Meksiko terlihat bukan misi yang mustahil.
Indonesia bisa mencapai target tersebut. Performa anak-anak asuh Pelatih Shin Tae-yong berhasil mengejutkan Saudi dan sekaligus membuat pelatih sekaliber Roberto Mancini harus pusing. Paling kurang, setelah laga di Jeddah, Arab Saudi, optimisme tinggi sementara berdiam di tubuh Timnas Indonesia.
Di balik sikap optimisme tersebut, juga terbentuk mentalitas. Mentalitas para pemain bisa naik. Ternyata, lawan-lawan kuat di Grup C zona Asia tak segarang dengan apa yang diprediksi oleh banyak pihak.
Indonesia juga mungkin mulai diperhitungkan. Bahkan, diwaspadai oleh tim-tim kuat.
Dengan itu, sikap optimisme dan mentalitas kuat itu menjadi bekal bagi Indonesia menjamu Australia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta (10 September 2024). Berlaku sebagai tuan rumah, yang barangkali akan didukung oleh suporter yang cukup membeludak gelora Bung Karno, Indonesia mempunyai misi besar untuk kembali mendapatkan poin penting.
Akan tetapi, di balik misi itu, Indonesia perlu mewaspadai kekuatan Australia. Pada tempat pertama, perlu diingat bahwa Australia terbilang langganan tim yang tembus Piala Dunia mewakili zona Asia dan juga salah satu kekuatan kuat di benua Asia.
Untuk itu, Indonesia tak hanya mengandalkan semangat dan optimisme, tetapi lebih dari perlu membangun kewaspadaan. Pada intinya bahwa Australia adalah tim kuat yang bisa menghancurkan hati Indonesia di kediamannya sendiri.
Apalagi, Australia datang ke Indonesia dengan hati yang terluka. Kehilangan poin penuh di kandang sendiri lantaran kalah 0-1 dari Bahrain. Yang menyakitkan bahwa gol tunggal Bahrain itu tercipta karena faktor bunuh diri dari pemain Australia.
Pastinya, Australia menggerakan energi besar agar tak kembali kehilangan poin penuh. Kehilangan poin penuh bisa saja mempengaruhi kans Australia untuk tembus langsung ke Piala Dunia mewakili grup C.