Prestasi Tim Nasional Spanyol pada tahun 2024 cukup fenomenal. Spanyol berhasil mengawinkan trofi Piala Eropa 2024 dengan medali emas di olimpiade Paris.
Perkawinan gelar itu sudah sangat jelas membahasakan kualitas sepak bola Spanyol. Spanyol memiliki iklim sepak bola yang kuat dan dibarengi dengan pembinahan secara sistematis di level klub. Pembinahan itu berbuah pada upaya-upaya klub domestik dalam mengorbitkan para pemain muda.
Tak heran, beberapa pemain seperti Fermin Torres, Nico Williams, Lamine Yamal, Fabian Ruiz terlahir dari proses pembinaan di level klub sebelum diorbikan pada konteks yang lebih luas. Proses pembinaan itu dibarengi dengan kultur teknik permainan yang ditanamkan sejak dini kepada para pemain.
Rodri, yang saat ini bermain di Manchester City pernah melakukan perbandingan antara iklim sepak bola Inggris dan Spanyol. Menurut pemain yang diprediksi bisa meraih trofi Ballon d'Or pada tahun 2024 ini, sepak bola Inggris lebih mengedepankan kekuatan fisik, dan di Spanyol selalu menekankan aspek teknik tanpa terlalu meminta para pemain untuk berlari sepanjang laga.
Kata-kata Rodri bisa terbukti lewat performa sepanjang Piala Eropa 2024. Tak ada pemain yang tampil begitu mencolok. Lamine Yamal mencolok bukan karena performa individual semata, tetapi karena dari sisi usianya yang terbilang muda mampu tampil pada level tertinggi di turnamen terbesar.
Juga, teknik permainan Spanyol juga terbukti saat menundukan Swiss dengan skor 4-1 dalam turnamen UEFA Nations League (9 September 2024) di Stade de Geneve, Swiss. Tak tanggung-tanggung, Spanyol menundukan Swiss dengan 10 orang pemain.
Awalnya , Spanyol unggul cepat di menit ke-4. Keunggulan itu diperlebar dengan gol Fabian Ruiz pada menit ke-13. Keunggulan 2 gol membuat Spanyol pegang kendali laga.
Namun, keunggulan itu sempat ternoda ketika bek Robin Le Normand diganjar kartu merah langsung pada menit ke-20 setelah melanggar dengan keras pemain Swiss, Breel Embolo. Swiss pun memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Terbukti, pada menit ke-41, Swiss mencetak gol dan memperkecil ketertinggalan dari Spanyol.
Lebih jauh, Swiss memegang kendali jalannya laga. Sejak kehilangan satu pemain, Swiss mendominasi laga dengan total 67 persen. Terlebih khusus pada babak kedua.
Spanyol lebih cenderung bertahan. Rupanya, Swiss lupa bahwa mereka melawan tim yang baru saja menjadi juara Eropa dan memiliki skuad yang kian stabil di bawah kepelatihan Luis de la Fuente.