Kejutan terjadi pada laga kedua Liga Inggris musim 2024/25 tatkala Manchester United kalah (2-1) dramatis dari Brighton di stadion Amex (25/8/24).
Kekalahan itu memperpanjang catatan buruk MU setiap kali bermain kontra Brighton. Dalam enem pertemuan kontra Brighton, MU sudah kalah lima kali.
Artinya, Brighton seperti menjadi momok bagi MU. Menariknya, momok itu tak terputus saat Brighton ditinggalkan pelatih Roberto de Zerbi yang pergi ke Marseille, dan digantikan oleh pelatih muda, Fabian Hurzeler yang barus berusia 31 tahun.
Salah satu motif perekrutan Hurzeler berdasar pada kapasitasnya saat mampu mengantarkan St Pauli menjadi juara divisi dua Bundesliga dan sekaligus mengantarkannya ke divisi utama Bundesliga.
Hadirnya Hurzeler di Liga Inggris menjadikannya sebagai pelatih termuda dalam sejarah Liga Inggris.
Pelatih yang berkebangsaan Jerman dan kelahiran Texas, Amerika Serikat itu menjadi salah satu sensasi terbaru di Premier League.
Paling tidak, hal itu ditunjukan lewat dua laga yang sudah lewat, yang mana paga laga perdana, Brighton mengalahkan Everton (3-0) dan kemudian menang kontra MU dengan skor 2-1.
Tentu saja, Hurzeler memiliki tantangan tersendiri di Brighton. Predesesornya, De Zerbi sudah memiliki reputasi tersendiri di Liga Inggris dan sempat membuat performa Brighton sebagai salah satu tim kuda hitam yang mengancam lawan.
Dalam masa kepelatihan De Zerbi, Brighton tampil cukup kompetetif seperti mengakhiri posisi ke-6 di Liga Inggris pada musim 2022-23 dan mencapai semifinal Piala FA.
Di balik pencapaian itu, reputasi De Zerbi naik lantaran membangun Brighton dengan gaya permainan atraktif dan menyerang dengan dominasi komposisi pemain muda. De Zerbi tak ragu menginstruksikan timnya untuk bermain menyerang walupun bermain kontra tim-tim kuat.