Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Agar Media Sosial Tak Ciptakan Keterasingan di Keluarga

Diperbarui: 2 Juli 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kehidupan di dalam keluarga. Foto: tirachardz/Freepik via Kompas.com

Pernyataan "keluarga adalah seminari kecil" cukup membekas sejak pertama kali saya dengar di bangku SMP. Maksudnya adalah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama seorang anak.

Seperti arti kata "seminari" yang berasal dari kata bahasa latin, "seminarium" berarti tempat persemaian benih.  Begitu pula dengan keluarga yang menjadi lokus pertama persemaian benih-benih baik atau nilai-nilai pendidikan kepada anak.

Konsekuensinya sangat jelas. Ketika benih yang ditabur tidak baik, hasilnya pasti juga tidak baik. Ketika benih yang ditabur tak dirawat, masa pertumbuhan dan perkembangannya pun terganggu.

Begitu pun sebaliknya. Saat benih-benih kebaikan ditabur dan ditanam dengan penuh cinta dan kesungguhan pada seorang anak, pasti hasil baik bisa dipetik di kemudian waktu.  

Oleh sebab itu, kita perlu menjadikan keluarga kita seperti sebuah seminari yang benar-benar menjadi persemaian nilai-nilai yang baik dengan tujuan tak hanya untuk kehidupan anak sendiri, tetapi juga untuk konteks yang lebih luas.

Seperti terlansir dalam berita kompas.id edisi 29 Juni 2024,  keluarga menjadi landasan penting untuk kehidupan negara. "Keluarga merupakan unit terkecil dari negara," demikian kalimat pertama dalam tulisan kompas tersebut. 

Ketika keluarga bermasalah, kehidupan bernegara juga ikut terpengaruh.

Untuk itu, perlu menjaga keluarga. Perlu membangun keluarga sebagai sebuah seminari kecil yang benar-benar solid dan kuat, dan bukan keluarga yang cenderung individualis dan terasing dalam berelasi.

Tantangan untuk Keluarga

Saat ini, banyak tantangan untuk dunia keluarga tak gampang. Tantangan-tantangan itu menghantui, merusak, dan merugikan tatanan kehidupan berkeluarga.

Salah satunya adalah tantangan era disrupsi digital. Era digital sebenarnya memberikan banyak manfaat. Terlebih lagi jika kita adalah pengguna yang bijak, selektif, dan bertanggung jawab.

Namun, kalau kita tak bijak, masalah bisa muncul. Kita terkontrol dan bukannya kita yang mengontrol. Efek lanjutnya, salah satunya kita menjadi terasing dalam relasi sosial.  Fisik kita berada bersama dengan orang lain, tetapi pikiran kita pergi ke media digital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline