Keterlibatan Tim nasional Indonesia pada perhelatan Piala Asia 2023 menjadi catatan positif untuk sepak bola Indonesia. Catatan positif itu menandakan bahwa ada perkembangan dan kemajuan yang sementara terbangun dalam ranah olahraga sepak bola Indonesia, terlebih khusus dalam era kepelatihan Shin Tae-yong (STY).
Kendati Indonesia gagal tembus babak 16 besar, paling tidak satu titik maju tercapai. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia mampu tembus babak 16 besar Piala Asia.
Prestasi itu tak lepas dari tangan dingin STY sebagai pelatih. Untuk itu, pada satu sisi, mempertahankan pelatih asal Korea Selatan itu merupakan jalan yang harus ditempuh, terlepas dari batas kontrak yang telah disepakati antara STY dan PSSI.
Langkah mempertahankan STY itu bukan karena kelolosan Indonesia di Piala Asia semata, tetapi juga keberlanjutan pembinaan dan arah perkembangan sepak bola Indonesia yang makin terarah.
Bagaimana pun, untuk mencapai hasil yang optimal atau juga untuk memperoleh timnas yang benar-benar bersaing di tingkat Asia, Indonesia membutuhkan proses yang tak singkat. Proses itu mulai nampak lewat performa timnas senior semasa dipegang STY.
STY harus perlahan-lahan membangun timnas yang benar-benar kuat. Tak elak, mantan pelatih Korea Selatan ini juga sempat mengeluh dengan mentalitas dan sistem kerja yang sementara terbangun di dalam tubuh timnas di awal-awal masa kepelatihannya.
Sistem itu pun perlahan dibenahi. Terbukti, timnas Indonesia terlihat tampil lebih percaya diri, bahkan saat bermain tim sekelas Jepang dan Australia di Piala Asia 2023. Kendati menderita kekalahan, Indonesia pulang dengan kepala tegak karena mampu menunjukkan performa yang cukup meyakinkan dan meruntuhkan prediksi bahwa Indonesia bisa menjadi bulan-bulanan tim lawan pada Piala Asia 2023.
Makanya, tak sedikit yang menilai bahwa performa timnas selama Piala Asia 2023 menjadi bukti dari buah tangan STY sebagai pelatih. Kalau diberikan kesempatan, bukan tak mungkin mimpi kita untuk mengangkat trofi bersama timnas asuhan STY bisa tercapai. Asalkan, pemain timnas saat ini terus didukung, keberlanjutan performanya terjaga, dan memberikan keleluasaan untuk STY untuk terus menaikan performa timnya.
Walau demikian, ada beberapa beban yang bisa ditinggalkan oleh STY apabila benar-benar mengakhiri kontrak dengan timnas Indonesia.
Beban paling pertama itu menyangkut proses pembinaan dan penguatan skuad yang sementara terjadi bisa saja terputus. Bukan rahasia lagi, jika pergantian pelatih akan memberikan perubahan tertentu, dan dampak pada performa tim.