Duel antara Timnas Indonesia kontra Timnas Vietnam dalam lanjutan kualifikasi grup D di Piala Asia 2023 di Qatar seperti duel klasik.
Pasalnya, Indonesia dan Vietnam sudah kerap bertemu di turnamen yang dilangsungkan di zona Asia Tenggara. Selain berasa klasik, duel itu juga akan penuh persaingan dan tensi untuk mempertahankan posisi terbaik di grup D.
Di balik duel itu, Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY) mempunyai misi yang rada sulit. Dari tujuh kali bertemu timnas Vietnam selama melatih timnas Indonesia, STY hanya satu kali membawa Indonesia meraih kemenangan.
Artinya, STY tampaknya belum menemukan formula yang tepat untuk menaklukan Vietnam. Atau sebaliknya, Vietnam sudah kenal dengan baik pakem dan strategi STY sehingga selalu mendapatkan hasil yang baik.
Tren negatif STY itu menjadi salah satu alasan mengapa STY harus meraih kemenangan saat bermain kontra Vietnam. Mau tak mau, STY mesti mengakhiri tren negatif itu dengan meraih kemenangan saat bertemu Vietnam di Piala Asia 2023.
Alasan lainnya adalah soal perkembangan pembinaan sepak bola di antara kedua negara. Boleh dibilang, laga kedua tim menjadi bahan takaran dan evaluasi dari proses pembinaan dan perkembangan sepak bola dari dua negara yang berada di Asia Tenggara ini.
Bagaimana pun, Vietnam tampaknya lebih di depan dari soal pembinaan pemain pemain sepak bola. Hal itu terlihat lewat kemajuan sepak bola dari negara yang berpaham komunis tersebut dari masa ke masa.
Di tahun 90-an, Vietnam tampak inferior dari Indoenesia. Di masa kini, Indonesia yang malah cenderung mulai inferior pada kekuatan sepak bola Vietnam.
Bahkan, pakar sepak bola dari Cina, Quin Dongyin, seperti terlansir di Kompas.com (18 Januari 2024) ikut memuji perkembangan sepak bola Vietnam.
Vietnam yang kalah di laga perdana dari Jepang (4-2) mengalami kemajuan yang cukup pesat. Bahkan, pengamat sepak bola asal Cina itu tak ragu menjadikan proyek sepak bola Vietnam sebagai percontohan.