Setelah bermain imbang 2-2 kontra Brighton pekan ke-8 lanjutan Liga Inggris musim 2023/24 di Stadion Falmer, Pelatih Liverpool Jurgen Klopp menilai hasil itu cukup adil. Brighton memberikan perlawanan yang cukup keras sehingga Liverpool gagal pulang dengan membawa poin penuh.
Dua kali Brighton mengejar ketertinggalan dari tamunya. Gol penyama kedudukan pun tercipta laga sudah tertinggal 12 menit lagi. Artinya, Liverpool yang sebenarnya bermasalah lantaran gagal mempertahan keunggulan.
Makanya, hasil laga itu juga tak hanya menonjolkan kesolidan permainan Brighton tetapi juga titik lemah Liverpool. Gegera itu, Jurgen Klopp dikritik dan Liverpool diragukan bersaing di Liga Inggris.
Alasannya?
Taktik Klopp memainkan Alexis Mac Allister dalam laga kontra Brighton sebagai gelandang jangkar atau juga pemain berposisi 6 memengaruhi kestabilan dan keseimbangan permainan Liverpool. Mac Allister bukanlah pemain gelandang jangkar. Posisi aslinya adalah gelandang pengatur serangan.
Terang saja, saat bermain kontra Brighton, pemain timnas Argentina itu kerap kehilangan posisi dan kalah berduel dengan pemain Brighton.
Gelandang muda Brighton, Carlos Quomah Baleba kerap merepotkan lini tengah Liverpool. Hal itu tak bisa diantisipasi dengan baik oleh Mac Allister.
Padahal, ketika gagal mendapatkan Caicedo dari Brighton untuk menggantikan peran Fabinho di gelandang bertahan, Liverpool membeli Wataru Endo dari VfB Stuttgart. Pemain asal Jepang sepertinya menjadi pilihan terakhir untuk mengisi posisi sebagai gelandang jangkar di tengah masa bursa transfer pemain berakhir.
Akan tetapi, pemain asal Jepang itu jarang sekali dimainkan Klopp secara regular. Hanya 107 menit saja Endo bermain di Liga Inggris sejauh ini. Jam bermainnya agak bagus di Piala Eropa yakni 106 menit dari dua laga yang telah dimainkan Liverpool. Masalahnya, Klopp lebih memilih Mac Allister sebagai pemain berposisi gelandang jangkar daripada Endo.