Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Pelajaran dari Bayern Muenchen untuk Proyek Gagal PSG di Liga Champions

Diperbarui: 9 Maret 2023   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lionel Messi, bintang PSG gagal bersinar di leg kedua Liga Champions saat bermain kontra Bayern Muenchen. Foto: AFP/Franck Fife via Kompas.com

Bayern Muenchen mengikuti langkah Chelsea dan Benfica melaju ke babak perempat final Liga Champions Eropa 2022/23. Selain Muenchen, AC Milan juga mendapatkan satu tiket ketika menyingkirkan Tottenham Hotspur.

Muenchen menyingkirkan klub kaya raya, Paris Saint-Germain (agregat 3-0). Di leg pertama, klub yang bermain di Bundesliga Jerman ini menang 1-0 atas PSG di stadion Parc des Princes. Alih-alih membalikkan keadaan di Allianz Arena, kandang Muenchen, PSG malah kembali tumbang dengan kebobolan 2 gol.

Situasi persis yang sama dengan Tottenham Hotspur yang ditahan imbang oleh AC Milan. Milan datang ke markas Tottenham dengan keunggulan 1-0 dari leg pertama di San Siro. Namun, Tottenham gagal memanfaatkan status sebagai tuan rumah. Harry Kane dan kawan-kawan gagal meruntuhkan kesolidan Milan selama 90 menit. Milan pun melaju dengan agregat 1-0.

Proyek gagal PSG Sejak 2012?

Tersingkirnya PSG memberikan tanda kegagalan dari proyek yang telah dianggarkan oleh PSG. Tepatnya sejak PSG diambilalih kepemilikannya oleh pengusaha asal Qatar.

Banyak pemain mahal dibeli termasuk Neymar Jr dan Kylian Mbappe. Musim 2021/22 lalu menjadi salah satu contoh lain, di mana PSG menggelontorkan banyak uang untuk mendatangkan dan mengontrak pemain mahal, termasuk Lionel Messi dari Barcelona.

Langkah PSG itu gagal total. Prestasi terbaik PSG adalah masuk final Liga Champions di tahun 2020, namun kalah 1-0 dari Muenchen. Sejak saat itu, langkah PSG di Liga Champions Eropa tak begitu meyakinkan. Bahkan kedatangan dan kehadiran Messi di PSG tak mengakhiri tren negatif PSG.

Di level domestik, PSG seperti tak tertandingi. Dari 10 musim terakhir, PSG meraih 8 trofi dari 10 musim League 1. Kesuksesan di pentas domestik berjalan terbalik di Liga Champions. Pasalnya, PSG selau tersingkir di babak 16 besar selama lima kali dari 7 musim terakhir.

Apabila ditiliki lebih jauh, PSG sebenarnya belum menemukan sistem permainan yang terorganisir. PSG tak memiliki karakter dalam pola permainan. Hal itu bisa terlihat dari langkah klub dalam urusan transaksi pemain.

PSG terlihat mendatangkan pemain bukan semata-mata karena kebutuhan klub. Akan tetapi, langkah yang diambil cenderung karena faktor nama besar pemain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline