Kenangan saya di waktu natal beraneka macam. Apalagi tinggal dan dibesarkan di pulau Flores, yang nota bene mayoritas beragama Kristen Katolik.
Natal merupakan salah satu pesta meriah. Hal itu bisa nampak lewat suasana yang terbangun menjelang natal atau pun setelahnya hingga masa natal berakhir.
Pelbagai dekorasi, baik di rumah, di pusat perbelanjaan, hingga di gereja mulai nampak menjelang hari-hari natal hingga masa natal berakhir.
Pesta natal tak ketinggalan. Ada yang dibuat menurut tempat kerja, sekolah, grup yang terbentuk karena hobi, hingga karena faktor arisan.
Tak ayal, tingkat konsumsi di masa natal terbilang tinggi. Mulai dari soal makanan minuman, dekorasi, hingga pakaian. Barangkali natal menjadi salah satu momen di mana tingkat belanja masyarakat meningkat.
Beberapa hari lalu, saya coba menanyakan teman-teman yang ada di Flores tentang suasana natal. Katanya suasannya mulai terasa. Dekorasi bernuansa natal sudah nampak di pelbagai tempat.
Tak hanya itu, pelbagai kegiatan mulai dibuat untuk menyemarakkan kegiatan natal. Bahkan ada perlombaan menghiasi pohon natal yang diselenggarakan oleh pihak gereja.
Kondisi ini persis sama dengan situasi di Filipina. Malahan, semarak natal di Filipina sudah mulai sejak bulan November.
Natal di Filipina disemarakan dengan pelbagai kegiatan. Mulai dari kantor pemerintah, sekolah, keluarga dan gereja bersatu padu dalam merayakan natal dengan menyelenggarakan pelbagai acara.
Karenanya, natal di Filipina juga menjadi momen di mana masyarakat menghabiskan banyak uang untuk berbelanja.