Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Keceriaan Jokowi di HUT Golkar dan Jalan Jadi "King Maker" Pilpres 2024

Diperbarui: 23 Oktober 2022   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato di HUT Golkar (21/10/22). Foto: Kompas.com/Ardito Ramadhan D. via Kompas.com

Puncak hari ulang tahun partai Golongan Karya (Golkar) yang ke-58 (21/10/22) turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kehadiran Jokowi di acara puncak ini secara tak langsung memberikan pesan politik yang sangat kuat. 

Menariknya, dalam sela-sela sambutannya Jokowi juga melemparkan gurau kepada beberapa tokoh politik yang hadir, seperti kepada Luhut Pandjaitan yang mana Jokowi heran  melihat anggota kabinetnya itu mengenakan jas kuning. Bahkan Jokowi meminta Luhut Pandjaitan berdiri. Sontak saja, gurauan Jokowi menimbulkan canda tawa dan ceria di perserta yang memadati gedung JLExpo, kemayoran, Jakarta. 

Kehadiran Jokowi ikut memberikan pesan politik. Pada tempat pertama, Jokowi memandang Partai Golkar sebagai bagian dari pemerintahan dan ikut berjasa dalam karir politiknya pada kontestasi Pilpres. Kehadirannya merupakan wajah relasi yang terbangun antara beliau dengan partai-partai pendukung pemerintah. 

Terlebih lagi, musim politik makin dekat. Bahkan Partai Nasdem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. Di tengah iklim politik seperti itu, Jokowi yang merupakan kepala negara yang tak bisa mencalonkan dirinya pastinya membutuhkan capres yang sejalan dengannya di Pilpres 2024. 

Keberadaan Golkar yang berada dalam satu payung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan PAN dan PPP bisa menentukan peta kontestasi Pilpres 2024. Pasalnya, ketiga partai ini sudah mencapai jumlah suara yang cukup, di mana ketiganya memiliki total 25, 7 persen kursi DPR. 

Di tempat lain, kehadiran Jokowi juga bisa memberikan dukungan besar untuk KIB agar segera memilih dan menentukan capres. Dalam sambutannya Jokowi membandingkan pemilihaa presiden dan wakil presiden seperti menentukan pilot dan kopilot. 

Jokowi menyatakan agar tak sembarangan menentukan calon pilot dan kopilot. Dengan kata lain, tak boleh sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden. Entah apa maksud terdalam dari pernyataan Jokowi, yang pasti Jokowi menginginkan agar KIB memilih calon yang bisa saja searah dengan visi dan misi Jokowi. 

Kata-kata Jokowi itu juga menjadi dukungan besar bagi KIB memilih dan menentukan calon presiden yang layak dimajukan pada pilres 2024. Secara tak langsung, Jokowi mendorong Golkar, PAN, dan PKB untuk segera mengumumkan nama capres dan cawapres agar membuat persaingan makin panas tetapi tetap demokratis. 

Lebih jauh, Jokowi secara tak langsung mulai memainkan peran sebagai king maker. Istilah king maker ini muncul dalam kontestasi dunia politik saat menimbang langkah beberapa tokoh politik yang umumnya senior untuk mendorong, mendukung, dan bahkan mempromosikan beberapa figur untuk maju kontestasi.

Misalnya, langkah Surya Palo sebagai ketua umum Nasdem. Sebagai pemimpin partai, alih-alih mencalonkan dirinya sebagai calon presiden, Nasdem malah lebih memilih Anies Baswedan yang merupakan kader partai menjadi capres. Dengan ini langkah Paloh terlihat sebagai king maker

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline