Pekan ke-2 dalam lanjutan kompetesi Liga Inggris musim 2022/23 ini penuh dengan intrik dan drama. Mulai dari cekcok antara pelatih, Thomas Tuchel (Chelsea) versus Antonio Conte (Tottenham Hotspur) hingga kekalahan besar 4-0 Manchester United di kandang Brentfort.
Situasi ini jelas sekali membahasakan nuansa ketatnya kompetesi Liga Inggris, sekaligus mengamini reputasi Liga Inggris sebagai liga terbaik di dunia saat ini.
Kekalahan 4-0 MU dari Brenfrod menjadi pukulan yang cukup telak kepada Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan. Alih-alih memperbaiki situasi dan performa selepas mengalami kekalahan di laga pertama kontra Brighton di Old Trafford, MU malah terjerembab ke dalam lubang yang sama.
Dua kali kalah dari dua laga perdana musim ini. Penghiburan untuk MU kalau MU melihat ke musim sebelumnya pada apa yang terjadi dengan Arsenal.
Arsenal mengalami situasi yang persis sama musim lalu, namun di akhir musim Arsenal duduk di tempat ke-5 klasemen Liga Inggris.
Jadi, dua kekalahan yang menempatkan MU di posisi buncit klasemen sementara Liga Inggris bukanlah kata akhir dari perjalanan MU untuk bersaing. Musim masih terlalu dini dan masih banyak laga yang bisa mengubah segalanya.
Tentu saja, perubahan tetap bergantung pada MU sendiri untuk harus segera bangkit. Tak ayal, Erik Ten Hag yang merasa bertanggung jawab atas kekalahan MU pun tak segan-segan memberikan hukuman kepada anak-anak asuhnya.
Seperti terlansir dari Goal.com (14/8), Ten Hag membatalkan day off dari para pemain di akhir pekan, dan memberikan mereka latihan tambahan. Dalam latihan tambahan ini, Ten Hag menyuruh anak asuhnya berlari sejauh 13.8 km.
Hukuman Ten Hag ini barangkali beralasan. Pasukannya belum bangkit dari kekalahan yang cukup memalukan di pekan pertama sekaligus debut perdana Ten Hag sebagai pelatih MU di rumah sensdiri, Old Trafford.
Namun, hukuman ini belum tentu membawa perubahan secara totaal. Hasil negatif yang dialami oleh MU sesungguhnya disebabkan oleh pelbagai faktor yang masih belum terpecahkan.