Barangkali masih segar dalam ingatan pecinta sepak bola tentang kejadian yang menimpa Christian Eriksen di Piala Eropa 2020. Saat itu, negaranya Denmark bertemu Finlandia. Dalam laga itu, Eriksen tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri.
Pemandangan ini sontak saja membangkitkan pelbagai ungkapan simpati dari pelbagai pihak untuk Eriksen. Nyawa Eriksen selamat. Kabarnya, Eriksen mengalami cardiac arrest atau jantungnya berhenti mendadak.
Situasi ini pun seolah memutuskan karir Eriksen. Saat itu Eriksen masih berstatuskan pemain Inter Milan.
Di Liga Italia, aturannya tak membolehkan pemain yang pernah mengalami cardiac arrest dan yang bermasalah dengan jantung untuk kembali berlaga dengan tim-tim Serie A di lapangan hijau. Makanya, kontraknya pun berakhir di Inter atas kesepakatan bersama dari kedua belah pihak.
Tak ayal, setelah sembuh dan mendapat lampau hijau untuk bermain, Eriksen mendapat pinangan dari tim Liga Inggris, Brentford. Tak tanggung-tanggung, dalam rentang waktu 6 bulan dengan Brentford Eriksen tampil penuh di 11 laga.
Akan tetapi, statusnya di Brenford berakhir. Dia masuk daftar pemain bebas transfer.
Kembalinya Eriksen menjadi kabar baik untuk sepak bola, serentak memberikan pesan harapan untuk siapa saja. Di Brentford, Eriksen pun tak ditempatkan di bangku cadangan, namun menjadi salah satu pemain penting yang membantu Brentford bertahan di Liga Inggris.
Rupanya, pengalaman kelam di Piala Eropa 2022 tak menghilangkan niat Eriksen untuk bermain bola dan sekaligus sentuhannya lini tengah. Performa apiknya masih terlihat. Bahkan Eriksen menjadi salah satu aktor penting dari permainan lini tengah Brentford.
Kegemilangannya ini membuat pelatih Erik Ten Hag tertarik untuk mendatangkannya ke MU. Kabarnya, seperti terlansir dari halaman media sosial pakar sepak bola Fabrizio Romano (4/7/22) menyatakan bahwa Christian Eriksen akan menandatangani kontra dengan Manchester United dengan durasi tiga tahun.
Rencananya Eriksen akan melakukan kontrol kesehatan dalam waktu dekat di MU.