Setelah Villareal kalah 0-2 dari Liverpool di leg pertama Liga Champions, Unai Emery menjanjikan perlawanan yang sengit di leg ke-2 di Madrigal. Janji itu nampak ketika laga baru masuk menit ke-3.
Adalah B. Dia mencetak gol cepat Villareal. Serentak gol ini mendongkrak semangat para pemain Villareal untuk menambah gol.
Di babak pertama, Liverpool harus memberikan energi ekstra untuk melawan intensitas permainan Villareal. Gol ke-2 pun akhirnya tiba pada menit ke-41.
Barangkali yang membuat Liverpool agak lemah di babak pertama adalah soal mentalitas. Keunggulan 2 gol atas Liverpool sudah meyakinkan satu tempat di Liga Champions.
Ternyata, aura stadion Villareal memberikan tekanan dan sengatan untuk Liverpool. Virgin Van Dijk begitu kecewa dan tak percaya ketika Villareal mampu mencetak gol ke-2.
Liverpool menunjukkan perbedaan di babak ke-2. Perbedaan ini diawali dengan pergantian pemain. D. Jota ditarik ke luar, L. Diaz dimasukan untuk menemani Moh Salah dan Sadio Mane di lini depan.
Sontak saja, pergantian ini memberikan energi baru di lini depan Liverpool. Energi baru ini makin naik ketika Fabinho berhasil mencetak gol yang menurunkan defisit 2 gol.
Dalam rentang waktu kurang dari 15 menit, Liverpool berhasil mencetak 3 gol. Akhir kisah, Villareal harus mengakui keunggulan Liverpool dengan skor 2-3 (agregat 2-5).
Letak faktor pembeda yang paling pertama adalah kedalaman skuad yang dimiliki Liverpool. Trio Mane, Salah, dan Jota sudah terbilang produktif.
Produktivitas ini makin menguat bersamaan dengan kedatangan L. Diaz di bulan Januari tahun ini.
Diaz baru tiga bulan berseragam the Reds, namun dia sudah memberikan perbedaan. Permainan timnas Kolombia ini tak hanya mendongkrak efektivitas Liverpool, tetapi juga menambah kreativitas di lini depan Liverpool.