Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Sebab Real Madrid Juara dan Carlo Ancelotti sebagai Veteran yang Terus Bersinar

Diperbarui: 3 Mei 2022   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Real Madrid rayakan diri sebagai juara La Liga Spanyol. Foto: AFP/Gabriel Bouys via Kompas.com

Real Madrid meraih trofi La Liga Spanyol musim 2021/22. Raihan ini dipastikan setelah Madrid mengalahkan Espanyol dengan skor 4-0 (1/5/22) di Santiago Bernabeu dan memperpanjang jarak 17 poin dengan Sevilla di tempat ke-2.

Ini menjadi raihan ke-35 untuk Madrid. Tetap menjadi tim yang paling banyak mengoleksi trofi La Liga Spanyol.

Bila ditelusuri sejak awal musim, pasukan Madrid tak begitu terlalu dibenahi. Madrid hanya kedatangan gelandang muda Camavinga dan David Alaba. Gagal mendatangkan Kylian Mbappe dari PSG. 

Sebaliknya, Madrid harus dua kehilangan dua palang pintu penting. Sergio Ramos yang "dibiarkan" pergi ke Paris Saint Germain (PSG) dan Raphael Verane ke Manchester United. 

Kepergian kedua duo bek ini dalam waktu yang bersamaan diprediksi bisa membuat Madrid bisa pincang di lini belakang. Alaba, kendati berstatuskan bek serba bisa sejak berseragam Bayern Munchen, namun dia perlu membutuhkan waktu adaptasi dengan sistem permainan di Madrid. 

Rupanya, Alaba tak butuh lama menjadi bagian penting dari lini belakang Madrid. Memang performa lini belakang Madrid tak sebegitu gemilang sebagaimana yang ditampilkan oleh duo Verane dan Ramos, paling tidak Madrid bisa mengatasi setiap situasi. 

Salah satu sebabnya adalah upaya pelatih veteran Carlo Ancelotti dalam mengatur Madrid bermain sebagai tim. Tanpa menonjolkan kualitas individu, Ancelotti mampu membangun skuad yang terdiri dari banyak pemain senior dengan beberapa pemain muda. 

Alhasil, umumnya Madrid menang karena permainan tim.  Efektivitas Benzema menjadi tinggi karena pola permainannya ditopang oleh kerja sama tim di setiap lini. Lini belakang Madrid hanya kebobolan 29 gol dan Madrid menjadi tim yang kebobolan paling sedikit. 

Selain itu, raihan Madrid menjadi juara La Liga Spanyol juga tak lepas dari situasi para pesaing seperti juara musim lalu Atletico Madrid dan rival abadi Barcelona. 

Atletico tak bisa menjaga kondisi performa terbaik sejak awal musim. Ketidakkonsisten membuat Atletico terlempar dari dua besar. 

Lalu, Barcelona belum lepas dari kerumitan di musim lalu. Mempertahankan Ronald Koeman pada musim ini tak bisa menjawabi persoalan di Barca. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline