Hasil di leg ke-2 babak perempat final Liga Champions 2021/22 (13/4/22) barangkali keluar dari prediksi sebagian besar pecinta sepak bola.
Villareal berhasil menyingkirkan tim kuat sekaligus tim favorit juara, Bayern Munchen 1-1 (agregat 2-1) di Allianz Arena dan Real Madrid berhasil membalikan keadaan 3 gol Chelsea dengan 2 gol di menit-menit akhir (menang agregat 5-3).
Lolosnya dua tim asal Spanyol ini menguatkan reputasi La Liga di kancah Eropa. Tertinggal Atletico Madrid yang masih menentukan nasibnya kontra Manchester City, di mana di leg pertama Atletico kalah 0-1 dari Man City. Kekalahan tipis ini masih membuka peluang bagi Atletico untuk lolos.
Di balik lolosnya Real Madrid dan Villareal, paling tidak satu hal mendasar yang menggarisbawahi dan menyamakan performa dari kedua tim. Mentalitas kedua tim untuk tolak tunduk pada nama besar klub, situasi di lapangan hijau, dan prediksi dari luar lapangan.
Villareal datang ke Bayern Munchen tetap berstatuskan tim yang tak terlalu diunggulkan. Kemenangan tipis 1-0 yang diraih Villareal atas Munchen di leg pertama tak serta merta menjamin jalan Villareal ke semifinal Liga Champions.
Tak sedikit prediksi yang menilai jika Villareal akan menjadi "bulan-bulanan" Munchen. Hal itu didasari pada performa Munchen pada musim ini, di mana Munchen dinilai sebagai salah satu tim yang cukup produktif dan bermain agresif di Liga Champions.
Pandangan itu ternyata di luar perkiraan. Villareal tak menjadi makanan empuk di stadion kepunyaan Munchen, yang kabarnya kapasitas stadion Munchen melebihi jumlah penduduk Villareal.
Seperti sudah diduga, Unai Emery memainkan taktik yang persis sama ketika di leg pertama Villareal sudah unggul 1 gol. Villareal cenderung bermain rapat dan menunggu peluang untuk melakukan serangan balik.
Jadinya, Munchen mendominasi tetapi terlihat kehilangan akal untuk menembus kesolidan barisan belakang Villareal. Sebaliknya Villareal malah mampu mencetak gol penyama kedudukan yang tak hanya meruntuhkan mentalitas Munchen, tetapi juga membawa Villareal ke semifinal.
Villareal patut merayakan keberhasilannya di stadion yang kapasitasnya melebihi jumlah penduduknya. Pukulan telak bagi Munchen, pembuktian Unai Emery sebagai salah pelatih berkelas di Eropa, dan mentalitas Villareal yang tak tunduk pada nama besar Munchen.