Duel antara Chelsea kontra Newcastle United (13/3/22) terbilang duel seru. Chelsea adalah salah satu tim yang sejauh ini tampil cukup konsisten di Liga Inggris.
Sebaliknya, Newcastle merupakan tim kaya baru yang sementara tampil konsisten sejak bulan Februari. Performa konsisten Newcastle tak lepas dari kedatangan lima pemain baru pada transfer bulan Januari tahun lalu.
Chelsea berhasil memenangi laga yang berlangsung di Stamford Bridge ini. Kai Havertz menjadi pencetak gol tunggal yang dicetak menit ke-89. Konsistensi Newcastle pun runtuh.
Dari sisi performa, Chelsea terlihat masih unggul dari Newcastle. Tim yang sementara ditimpa persoalan intern, karena kasus yang menimpa Roman Abramovic ini, tampil menguasai laga. Newcastle hanya berupaya tampil rapat dan solid agar tak gampang kebobolan.
Newcastle tampil apik sejauh ini. Kekalahan bukan lagi menjadi santapan Newcastle. Akibatnya, zona degradasi makin menjauh. Yang terjadi malah Newcastle makin mendekat ke papan tengah klasemen Liga Inggris.
Secara matematis dan menimbang performa Newcastle sejauh ini, tempat di Liga Inggris sudah pasti sudah kian pasti berada di tangan Newcastle. Yang dibutuhkan hanyalah adalah membangun mentalitas tim yang sungguh-sungguh berkompetesi pada level terbaik pada musim depan.
Karenanya, kekalahan kontra Chelsea menjadi salah satu standar sekaligus bahan evaluasi untuk performa Newcastle. Kekalahannya tak begitu mencolok. Hanya kalah tipis. Itu pun gol tercipta di menit-menit akhir laga.
Dengan ini, Newcastle terlihat siap untuk bertarung melawan tim-tim mapan di Liga Inggris. Bahkan Newcastle siap-siap diri menjadi salah satu tim mapan di Liga Inggris pada musim depan. Barangkali Newcastle hanya membutuhkan polesan-polesan di beberapa lini untuk menguatkan skuad yang ada.
Kekalahan ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk pasukan Eddi Howie. Kekuatan timnya belum seberapa apabila menghadapi tim-tim mapan di Liga Inggris. Walau demikian, hal ini bisa menjadi arti berharga.
Selain itu, Newcastle sudah mulai tampil apik ketika berhadapan dengan tim-tim papan tengah. Namun, berhadapan dengan tim-tim seperti Chelsea, Liverpool, dan Manchester City, Newcastle membutuhkan energi ekstra sekaligus taktik yang mumpuni.