Konflik Rusia dan Ukraina memantik bermacam-macam reaksi dari pelbagai tokoh dunia. Mulai dari ranah politik, agama, hingga dunia olahraga serentak bereaksi untuk satu tujuan. Perdamaian. Stop War.
Konflik di masa modern seperti saat ini sangatlah riskan. Resikonya tak hanya bersentuhan dengan mereka yang berada langsung di daerah konflik, tetapi bisa merembes ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Pasalnya, dunia persenjatahan makin canggih. Tentu saja, negara yang unggul dalam persenjatahan bisa menjadi pemenang. Kendati demikian, efeknya sangat besar.
Situasi bisa ikut menggoncang stabilitas ekonomi walaupun jauh dari daerah konflik. Terlebih lagi, untuk negara-negara kecil dan berkembang yang sangat bergantung pada impor dari negara-negara maju.
Makanya, siapa pun pasti berharap agar konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia berakhir.
Beberapa hari lalu, Pemimpin Agama Katolik, Paus Fransiskus pun mengeluarkan seruan perdamaian untuk umatnya Katolik dan untuk siapa saja mengenai konflik Rusia dan Ukraina.
Paus Fransiskus meminta kepada umat Katolik dan semua orang untuk memanfaatkan hari Rabu, 2 Maret 2022, sebagai hari untuk berdoa dan berpuasa demi kepentingan perdamaian di Rusia dan Ukraina.
Bagi penganut agama Katolik, hari Rabu (2 Maret 2022) ditetapkan sebagai hari Rabu Abu. Hari Rabu Abu merupakan awal dari masa prapaskah.
Masa Prapaskah lebih dikenal sebagai masa berpuasa dan berpantang. Berpuasa dan berpantang selama 40 hari menjadi kesempatan permenungan sekaligus persiapan untuk merayakan Pesta Paskah.
Pada hari Rabu Abu, ada sebuah perayaan liturgi atau misa yang biasanya dilangsungkan di gereja. Dalam perayaan itu, pemimpin upacara seperti seorang pastor akan mengoleskan abu pada dahi umat dengan bertandakan salib.