Naturalisasi pemain sepak bola terlihat menjadi salah satu fenomena umum terjadi saat ini. Beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia sudah mengambil jalan naturalisasi dalam membangun timnas.
Filipina termasuk negara di Asia Tenggara yang kental dengan pemain keturunan dan naturalisasi. Beberapa pemain blasteran ini umumnya pernah menimba pendidikan pada akademi sepak bola di Eropa.
Dalam berita Kompas.com (8/12/21) yang mengutip situs resmi Piala AFF 2020, tercatat ada 20 pemain keturunan dan 1 pemain naturalisasi dalam skuad Filipina.
Dari sisi struktur fisik, pemain keturunan dan pemain naturalisasi hampir tak berbeda jauh. Bahkan latar belakangnya hampir sama. Bedanya, hanya soal waktu di mana mereka menjadi bagian dari negara Filipina dan bermain untuk timnas.
Tak ayal, timnas Filipina terlihat rasa pemain asing dari Eropa dan warna lokal kurang nampak. Kelokalan di sini lebih pada postur tubuh dan warna kulit. Ya, sebagian besar penduduk Filipina juga memiliki postur tubuh seperti orang Indonesia pada umumnya.
Namun, ketika melihat para pemain sepak bola Filipina terlihat banyak pemain berwajah barat. Lantas, apa untungnya untuk Filipina?
Secara umum, berkat performa pemain keturunan dan naturalisasi performa timnas Filipina menanjak naik. Rangking menurut FIFA pun lebih baik daripada timnas Indonesia, di mana Filipina berada di urutan 127 dan Indonesia di urutan 164 (FIFA.com).
Jarak yang begitu jauh. Tandanya, sejauh ini performa timnas Filipina lebih baik daripada Indonesia. Hal ini pun semakin menjelaskan bahwa keberadaan pemain keturunan dan naturalisasi ikut berperan dalam mengangkat performa timnas Filipina.
Padahal, sebelumnya Filipina tak begitu dihitung di kancah sepak bola Asia Tenggara. Kali ini, banyak timnas di Asia Tenggara harus berpikir dua kali ketika bertemu timnas Filipina karena komposisi skuad yang dimilikinya.
Ini adalah salah satu dampak dari keberadaan pemain keturunan dan naturalisasi. Nama timnas sepak bola Filipina terangkat ke permukaan.