Musim kompetesi 2020/21 menjadi masa sulit bagi Juventus. Gagal mempertahankan Scudetto di akhir musim hingga hanya sampai di babak perdelapan final Liga Champions menjadi catatan negatif dari penampilan si Nyonya Tua, julukan Juventus musim lalu.
Andrea Pirlo dipecat dari kursi pelatih. Massimiliano Allegri ditunjuk kembali menjadi pelatih Juventus.
Penunjukan yang cukup mengejutkan. Pasalnya, Allegri dikabarkan dekat dengan pinangan Real Madrid. Namun, Allegri tidak tertarik ke Santiago Bernabeu, dan lebih memilih untuk kembali melatih Juventus.
Allegri menjadi komandan baru bagi Juventus mulai musim 2021/22. Misi untuk menguasai kembali Serie A Italia bisa menjadi salah satu target Allegri. Tentu saja, Liga Champions masih tertulis jelas di kamus Juventus.
Paling tidak, sejak merekrut Cristiano Ronaldo di tahun 2018, Juventus masih belum menjadi elit yang sampai final Liga Champions. Para pelatih keluar masuk, tetapi misi itu selalu gagal.
Kendati Allegri pernah gagal di dua final Liga Champions, namun Allegri memiliki karakter tersendiri dalam melatih. Allegri dikenal sebagai pelatih yang tidak terlalu peduli pada penguasaan bola dari kaki ke kaki.
Selama masa kepelatihan Allegri dari tahun 2014 sampai 2019, Juve berhasil memenangkan 5 titel Liga Italia, 2 Piala Super Italia, dan 4 Piala Italia. Dia juga berhasil mengantarkan Juve di dua final Liga Champions.
Karakter Allegri lebih pada gaya sepak bola Italia. Dalam mana, pertahanan dikedepankan sambil kekompakan membangun serangan ke pertahanan lawan. Yang terpenting bagi Allegri adalah hasil akhir, dan bukannya dominasi penguasaan bola tetapi gagal mendapatkan hasil yang positif.
Untuk menerapkan karakter ini, Allegri harus membangun kembali Juventus, baik dari muka-muka lama yang pernah dilatihnya maupun wajah-wajah baru yang direkrut selepas kepergiannya dari kursi pelatih.
Paolo Dybala bisa kembali menjadi pemain penting di sistem Allegri. Kabarnya, Dybala akan menjadi kapten kedua di Juventus setelah Chiellini.