Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Belajar dari Luis Enrique dan Gareth Southgate Saat Menghadapi Kritik Publik

Diperbarui: 30 Juni 2021   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gareth Southgate tengah mendengarkan pertanyaan wartawan dalam jumpa pers jelang laga Montenegro vs Inggris di Stadion Podgorica, 24 Maret 2019. (AFP/ANDREJ ISAKOVIC via KOMPAS.com)

Pelatih timnas Spanyol, Luis Enrique dan pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate menghadapi situasi yang hampir sama sebelum perhelatan Euro 2020.

Situasi itu berhubungan dengan soal seleksi pemain yang diikutsertakan dalam Piala Eropa. Memang susah untuk memilih di antara banyak pemain yang berkualitas.

Juga, selera setiap orang berbeda. Seorang pelatih pasti bukan memilih berdasar pada selera semata, tetapi faktor-faktor lain seperti taktik dan kondisi pemain yang dipilih.  

Cara yang dibuat Enrique dan Southgate hampir serupa. Memilih pemain bukan berdasar pada popularitas nama pemain dan klub yang dibela. Umumnya, berdasarkan pada kualitas individu.

Tentu saja, kualitas individu itu selaras dengan taktik yang mau dimainkan. Jadi, tidak sekadar pilih pemain.

Contohnya, Enrique yang berani meninggalkan Sergio Ramos. Ramos masih dikenal sebagai bek tangguh di daratan Eropa.

Secara mengejutkan Enrique menepikan Ramos dan lebih memilih Eric Garcia yang jarang diturunkan oleh Pep Guardiola di Manchester City. Sama halnya dengan memilih patnernya, Laporte yang sudah kalah pamor dengan Ruben Dias dan John Stones di Manchester City.

Tak sedikit pihak yang sangsi atas pilihan Enrique. Akan tetapi, Enrique tolak tunduk pada asumsi-asumsi dari luar lapangan.

Hal yang sama terjadi hingga perhelatan Piala Eropa. Luis Enrique disoroti atas performa Morata di depan gawang lawan. Belum lagi hasil imbang yang diperoleh timnas Spanyol pada dua laga pertama Euro 2020.

Sama halnya dengan Gareth Southgate. Dia juga disoroti atas seleksi pemain di dua laga pertama. Misalnya, pemilihan Phil Foden masuk skuad di laga kedua, namun Foden tidak tampil efektif di laga pertama.

Belum lagi, kesetiaan Southgate pada Kane yang mandul di 3 laga pertama. Kane baru pecah telur dengan mencetak gol ke gawang Jerman. Gol Kane ke gawang Jerman sangat krusial karena itu mengamankan langkah Inggris ke babak 8 besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline