Cristiano Ronaldo menjadi salah satu pemain yang tampil gemilang sejauh ini selama perhelatan Euro 2020. Pemain yang membela Juventus ini sudah mencetak 3 gol.
2 gol terlahir ke gawang Hungaria dan 1 gol lain ke gawang Jerman. Akan tetapi, sumbangsih ini belum cukup.
Pasalnya, Portugal termasuk tim yang berupaya keluar dari lubang jarum agar bisa tembus babak 16 besar. Kendati Ronaldo mencatat 1 gol dan 1 assist kontra Jerman, Portugal harus mengakui keunggulan Jerman.
Satu-satunya cara agar Ronaldo dan kawan-kawan tembus babak 16 besar Euro 2020 adalah dengan memenangkan laga kontra Prancis. Kalah bisa saja membuat Portugal angkat koper lebih awal. Kecuali kalau Portugal termasuk tim terbaik dari posisi 3 besar.
Selain cerita tentang kegemilangan Ronaldo, juga cerita tentang aksi Ronaldo saat konfrensi pers. Sewaktu duduk di kursi konfrensi pers Ronaldo menggeser 2 botol Coca-Cola di meja konfrensi pers. Kemudian menempatkan botol air minum sembari berkata kepada para wartawan untuk minum air.
Entah spontan atau sudah direncanakan, aksi itu menimbulkan pelbagai macam reaksi. Kabarnya, keuntungan Coca-Cola mengalami penurunan karena aksi Ronaldo.
Pada sisi lain, tak sedikit pihak yang menilai aksi Ronaldo tak terlalu bijak. Pasalnya, sponsor seperti Coca-Cola berperan penting dalam perhelatan sepak bola seperti Euro 2020. Keberadaan sponsor juga ikut menunjang terjadinya turnamen.
Makanya, suka atau tidak keberadaan sponsor mesti dihargai. Pilihan pribadi perlu dikesampingkan demi menghargai keberadaan sponsor yang ada untuk kepentingan umum.
Coca-Cola bisa saja menyesalkan aksi Ronaldo. Apalagi kalau aksi itu hanya menimbulkan kerugian pada sisi bisnis yang dimiliki.
Berbeda dengan Coca-Cola, berbada pula cerita yang pernah dialami oleh Robin Gosen, pemain Jerman yang berposisi bek sayap ini. Robin Gosen tampil gemilang dalam laga kontra Portugal. Bahkan Gosen dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam laga tersebut.
Kendati menang, Gosen masih mengingat momen yang menyebabkan luka batin kepada Ronaldo. Momen itu terjadi saat Ronaldo menolak untuk bertukar jersey dengan dirinya.