Barcelona gagal mengalahkan Atletico Madrid di Camp Nou (9/5/21) dalam pekan 35 lanjutan Liga Spanyol pada pekan ini. Skor 0-0 tetap mengamankan Atletico di puncak klasemen.
Atletico juga patut bersyukur karena Real Madrid meraih hasil seri kontra Sevilla. Jadinya, peta di klasemen La Liga Spanyol tidak berubah sama sekali.
Sebenarnya Barcelona mempunyai kans untuk berada di puncak. Kans itu terjadi ketika Granada mengunjungi Barca di Camp Nou (30/4/21).
Di atas kertas, Barca bisa mengatasi tamunya itu. Akan tetapi, Barca malah kalah di kandang sendiri dan memupuskan jalan mereka ke puncak klasemen La Liga Spanyol.
Dalam laga itu, pelatih Barca Ronald Koeman bahkan mendapat kartu merah. Kartu merah ini menyebabkan Koeman tidak boleh mendampingi skuadnya di 2 laga saat Barca kontra Valencia dan Atletico Madrid.
Hasil laga ini pun seolah memojokkan Koeman yang berhasil membawa Barca meraih trofi Copa del Rey. Isu pemecatan pun berdering. Nama Xavi Hernandez kembali mengiang di langit Camp Nou.
Tentu saja, pemecatan Koeman di akhir musim bukanlah solusi yang tepat sasar. Koeman telah berhasil mengangkat Barca dari puing-puing keruntuhan dari musim lalu.
Barangkali upaya Koeman musim ini tak sebanding dengan jati diri Barca. Nama besar Barca harus diimbangi dengang penampilan tim yang lebih percaya diri, dan tidak meragukan banyak pihak.
Maka dari itu, dua alasan yang bisa saja menyebabkan Koeman bisa diberhentikan dari kursi pelatih Barca.
Pertama, Penampilan Barca yang Belum Terlalu Meyakinkan
Pada musim ini, penampilan Barca belum berada pada titik kepercayaan diri yang tinggi. Dalam arti, masih sangat sulit memprediksi apakah Barca meraih hasil positif ataukah kalah.
Di era kepelatihan Pep Guardiola, misalnya, gampang sekali diprediksi bahwa Barca akan meraih kemenangan saat berhadapan dengan tim-tim tertentu. Terlebih khusus tim-tim yang berasal dari papan tengah klasemen. Bahkan tak sedikit yang memprediksi jika Barca akan menang dengan margin gol yang cukup besar.