Membaca dan merenungkan kisah orang-orang suci, contohnya dalam rupa hidup para nabi, merupakan undangan iman sekaligus tugas iman. Dengan ini, kita tidak hanya mengetahui nama dari para nabi, namun kita perlu masuk dan menyelami kehidupan mereka dengan baik.
Kehidupan suci para nabi bukanlah bahan bacaan dari masa lalu. Bukan pula kisah kronologis sejarah semata. Kehidupan suci mereka adalah kisah iman sekaligus inspirasi bagi setiap generasi, terlebih khusus untuk kita pada saat sekarang ini.
Maka dari itu, sekiranya kita bukan sekadar membaca untuk mengetahui kehidupan mereka. Apalagi menghafal agar bisa dipakai saat berbicara di depan umum dan menghadapi ujian tertentu.
Kita membaca dan merenungkan agar kita bisa menghidupi cara hidup mereka. Apa yang telah mereka lakukan dan hidupi seyogianya menjadi dan nampak lewat cara hidup harian kita.
Hal ini tidaklah gampang. Meneladani hidup para nabi bukanlah pekerjaan semalam. Itu memerlukan latihan iman. Bahkan itu berlangsung seumur hidup. Hemat saya, 2 cara agar latihan iman itu bisa berbuah.
Pertama, Menekuni Pesan Hidup Para Nabi Secara Mendalam
"Pengetahuan sedikit sangatlah berbahaya!" (Little knowledge is dangerous!)
Pernyataan ini membahasakan kalau pengetahuan sedikit bisa membuat kita terjebak pada kesalahpahaman dan ketersesatan dalam berpikir. Muara lanjutnya bisa pada kesalahan bertingkah laku.
Sama halnya kita menekuni kitab suci, termasuk hidup orang-orang suci, seperti para nabi. Kita perlu menekuni kehidupan secara mendalam. Pengetahuan sedikit tentang kitab suci dan kehidupan para nabi bisa saja menjebak kita pada ketersesatan. Kita merasa jika kita tahu banyak hal, namun apa yang kita ketahui begitu dangkal.
Maka dari itu, menekuni hidup para nabi mensyaratkan konsentrasi. Kita melimpahkan fokus perhatian kita pada apa yang mereka telah tampilkan dan hidupi. Tidak gampang puas dengan apa yang kita ketahui.
Misalnya, kita fokus pada hidup nabi Yusuf. Cara hidup yang ditampilkan oleh nabi Yusuf yang kita baca di dalam Kitab Suci sekiranya didalami sungguh-sungguh. Kebajikan yang ditampilkan dan dihidupinya tidak dibaca setengah-setengah.
Tujuannya, agar pengetahuan kita juga tidak setengah-setengah. Menjadi persoalan kalau kita tahu sedikit, tetapi cara bicara kita seolah tahu banyak hal dari kehidupan nabi tersebut. Lebih baik tidak tahu dan tidak berbicara banyak, daripada menyesatkan orang lain dengan pengetahuan yang begitu dangkal.
Oleh sebab itu, menekuni kehidupan para nabi secara mendalam sangatlah penting. Kita harus tahu dengan baik kehidupan mereka. Bahkan kalau boleh kita mendalami berulang kali kisah demi kisah dari hidup mereka.