Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Seperti Apa Batasan Orangtua Saat Anak Berpacaran?

Diperbarui: 14 Maret 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak berpacaran (Sumber: istockphoto.com)

Reaksi orangtua bermacam-macam saat mengetahui salah satu anak mereka sudah memiliki pacar. Ada orangtua yang menolak, tidak siap. Pun ada juga yang tidak menerima pacar anak mereka.  Alasannya bisa saja anaknya masih bersekolah di bangku SMA atau berkuliah. 

Takutnya gara-gara berpacaran, proses bersekolah terganggu. Efek sampingnya kadang-kadang ada anak yang cenderung menyembunyikan hubungan pacarannya dari orangtua.

Alasan penolakan orangtua memang mulia, namun alasan itu malah membuat anak menjadi tidak jujur. Kalau diterima, barangkali anak juga akan terbuka untuk menceritakan relasinya dengan orangtua.  

Ada orangtua yang terbuka menerima kenyataan kalau anak mereka sudah mempunyai pacar. Apalagi kalau anak mereka sudah berumur. Antusiasnya pasti beda, antusias itu muncul karena harapan agar anak mereka harus menikah.

Ada juga orangtua yang senang karena faktor latar belakang dari pacar anak mereka. Latar belakang pacarnya terbilang menjanjikan. Karena ini, orangtua pun mulai menilai kalau masa depan anak mereka berada pada jalan yang aman.

Apa pun sikap orangtua, berpacaran biasanya menjadi salah satu jalan ke jenjang pernikahan. Kendati demikian, berpacaran tidak serta menjadi jaminan mutlak bagi dua orang untuk menikah. Bisa jadi, masa berpacaran itu berakhir karena hal-hal tertentu yang terjadi di dalam relasi. 

Secara umum, berpacaran itu seperti sebuah upaya untuk membangun relasi pengenalan di antara kedua belah pihak. Menjadi lebih menarik ketika relasi ini tidak hanya menjadi relasi antara dua orang, namun melibatkan pengetahuan orangtua.

Hal ini masih sulit terjadi, anak-anak cenderung cemas pada reaksi orangtua. Namun, jika orangtua mengerti, kenyataan berpacaran mesti dilihat sebagai bagian dari kehidupan anak mereka.  

Ilustrasi berpacaran. Sumber foto: Pexels.com

Posisi orangtua sekiranya netral, orangtua harus tahu garis pembatas antara mereka dengan pacar dari anak mereka.

Orangtua memang tetap perlu mengontrol dan menilai relasi itu. Kontrol itu berupaya agar relasi pacaran itu tidak menjerumuskan kedua belah pihak pada jalan yang salah.

Kontrol itu juga menjadi cara bagi orangtua untuk menjelaskan kepada anak mereka bahwa relasi berpacaran bukanlah puncak dari sebuah relasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline