Hattrick yang diciptakan oleh striker muda Paris Saint-Germain (PSG) Kylian Mbappe berhasil menenggelamkan Barcelona di leg 1 kompetesi Liga Champions (18/2/21). Kekalahan itu seolah menutup pintu bagi Barca untuk melaju ke babak berikutnya. Bahkan Ronald Koeman mengamini bahwa peluang Barca sudah sangat sempit. Boleh jadi, pengakuan sang pelatih ini mempertimbangkan kualitas tim yang dimilikinya bisa dibandingkan dengan apa yang dipunyai oleh PSG.
Walau demikian, tak sedikit pihak yang menilai kalau leg ke-2 bisa saja berubah. Hal ini bertolak dari pengalaman beberapa tahun silam. PSG datang ke Camp Nou dengan keunggulan 4-1. Namun, situasi berubah di Camp Nou. Barca mengalahkan PSG dengan skor 6-1. Barca lolos dan PSG bungkam tak percaya pada situasi yang terjadi.
Situasi musim ini sangat berbeda. Barca dalam kondisi tidak stabil. Tidak ada pemain seperti Neymar yang bisa menjadi pembeda saat Messi dikunci. Juga, Barca masih mempunyai Luiz Suares yang bermain tanpa pantang mundur. Makanya, peluang untuk membalikkan kenyataan seperti di beberapa musim lalu terlihat mustahil. Terlebih lagi, PSG bermain di kandangnya sendiri, Parc des Princes.
AS Monaco yang berhasil mengalahkan PSG di Liga Perancis ikut berkomentar tentang kekalahan Barca. Bukan komentar biasa. Seperti cibirang. AS Monaco seolah memancing Barca untuk mengikuti jejak mereka dalam mengalahkan PSG. Pasalnya, pada musim ini AS Monaco berhasil mencundangi PSG di dua kesempatan berbeda.
Keberhasilan dimanfaatkan oleh suporter AS Monaca untuk mencibir dan menggangu Barca. AS Monaco seolah mengatakan bahwa kalau mau mengalahkan PSG, Barca mesti belajar dari cara yang dilakukan oleh AS Monaco.
Sebelum laga kontra PSG, pelatih Monaco Nico Kovac sudah mewanti-wanti pengaruh dan peran Mbappe bagi PSG. Barangkali pelatih Monaco menyadari kualitas Mbappe terlebih kalau menyaksikan performa gemilangnya saat mengalahkan Barca. Di saat Neymar absen, Mbappe hadir sebagai pembeda. Karena ini, Kovac tak malu menyatakan niatnya untuk mengontrol dan mengawasi Mbappe dengan baik.
Taktik Kovac berjalan sesuai rencana. Mbappe terkunci. PSG menjadi ompong di kandangnya sendiri.
Kali ini, Monaco benar-benar membuat PSG harus tunduk di kandangnya sendiri. Kebuasan PSG di Camp Nou berhasil dijinakkan di kandangnya sendiri. Mbappe dan kawan-kawan tidak berkotek pada penampilan AS Monaco. Karena kekalahan ini, PSG harus bertahan di posisi ke-3 dan tertinggal dari Lille yang berada di tempat pertama dengan gap 4 poin.
Cibiran AS Monaco di media sosial bisa berdampak seperti pedang bermata dua. Sama-sama tajam, tetapi bisa memberikan efek yang berbeda.
Pada satu sisi, Barca semakin tidak dipandang sebagai tim yang tidak berkompeten di mata klub lain. Pasalnya, Barca terlihat gampang tunduk di hadapan PSG yang di kandangnya sendiri.
Seyogiannya, Barca tampil beringas saat bermain di stadion kebanggaannya. Malah, yang terjadi adalah PSG, terlebih khusus Mbappe menjadi bintang yang meruntuhkan keangkeran Camp Nou. Tak ayal, kenyataan ini menjadi bahan cibiran dari tim yang berhasil mengalahkan PSG di dua kesempatan berbeda.