"Bagaimana kalau ada seorang gay yang mengungkapkan perasaannya kepada Anda?"
Pertanyaan seorang teman beberapa pekan lalu. Teman ini seorang gay.
Entah mengapa dia bertanya seperti itu. Barangkali dia coba mengukur pandangan saya tentang kelompok mereka. Juga, pertanyaan untuk melihat sejauh mana saya menaruh respek kepada mereka.
Makanya, pertanyaan itu cukup sulit untuk dijawab. Kesulitan yang paling pertama karena latar belakang budaya yang saya pegang dengan ajaran agama yang sudah terbangun sekian tahun. Bila menimbang dari aspek budaya, jawabannya akan lebih bernuansa kontra. Penolakan keras. Bahkan, ungkapan perasaan itu dinilai konyol, aneh, dan tidak normal sama sekali.
Kesulitan lain karena kondisi kemanusiaan saya. Secara manusiawi, saya tidak tertarik dengan sesama jenis. Saya tertarik dengan lawan jenis. Bagaimana mungkin sesama jenis harus berelasi dengan sesama jenis. Tidak mungkin. Pandangan ini juga sudah terbangun sejak lama.
Makanya, jawaban atas pertanyaan itu pun harus hati-hati disampaikan. Tidak boleh menyinggung penanya.
Sambil berpikir lebih jauh dan coba menempatkan pada kehidupan mereka, saya coba menjawab seadanya. Saya hanya akan menghormati ungkapan perasaan seorang gay. Tidak menjawab "iya" agar tidak terjadi kesalahpahaman, pun tidak menjawab tidak sebagai bentuk penolakan yang bisa melukai. Hanya berupaya netral sembari memberikan penjelasan sebagai bentuk penghormatan pada perasaannya.
Selama beberapa tahun tinggal di Filipina, saya mempunyai teman beberapa orang gay. Sangat menantang berhadapan dan berelasi dengan kaum LGBT seperti kaum gay. Sebagaimana yang saya sebutkan di atas, kesulitan yang paling utama adalah faktor latar belakang budaya saya beserta ajaran agama yang sudah tertanam sekian tahun.
Faktor budaya asal selalu menjelaskan jika seorang pria, misalnya, harus menunjukkan kejantanannya. Kejantanannya itu nampak lewat kekuatan diri, kekokohan berhadapan dengan persoalan, tidak pantang mundur ketika menghadapi tantangan. Pendeknya, seorang laki-laki harus berkepribadian kuat, tegar, dan berani.
Pada saat situasi berbeda, orang pun akan berlaku sinis. Tidak jarang terjadi ada penolakan di lingkungan sosial, yang kadang berujung pada pengkotakkan dan penyingkiran seseorang gay, seperti misal, dari lingkup sosial.