Ini kisah tentang seorang teman. Wanita berusia masih di atas 30 tahun. Sudah beranak 4. Anak yang tertua masih duduk di bangku kelas 6 SD sementara bungsu baru 1 tahun lebih.
Hari itu, saya mengambangi kiosnya. Bayar utang pulsa phone. Biasanya, saya mengirimnya pesan saja kalau malas datang ke kiosnya. Jaraknya cukup jauh dari tempat di mana saya tinggal. 6 km.
Hanya kiosnya yang menjual pulsa di sekitar tempat tinggal saya. Juga, dia cepat membalas permintaan, walau berutang tanpa mengeluh atau menunda permintaan. Jadinya, selama setahun terakhir saya sudah menjadi salah langganan yang mengisi pulsa di kiosnya.
Gara-gara berutang pulsa, saya pun kerap mengambangi kiosnya. Bercerita dengan ibunya, orang-orang yang kebetulan berada di kiosnya, dan anak-anaknya.
Kiosnya mempunyai warung kecil. Cukup untuk menikmati kopi, makanan, dan minuman ringan. Setelah membayar utang, saya duduk sebentar di kiosnya.
Saya sendiri memanfaatkan kesempatan untuk berlatih berbahasa daerah setempat. Menurut rahasia dari orang yang mahir berbahasa, semakin sering menggunakan bahasa asing secara langsung, semakin lama saya bisa mengerti dan lancar berkomunikasi dengan mereka.
Saya juga kenal baik dengan ibunya. Berbicara sebentar dengan ibunya sebelum dia pergi ke rumah salah satu anaknya. Masih tetangga rumah dengan kios itu. Sementara itu, saya menikmati kopi sambil berbicara tentang situasinya di tengah masa pandemi korona.
Menurutnya, pandemi tidak terlalu berdampak untuknya. Karena apa yang dijualnya di kiosnya hanyalah keperluan sehari-hari. Juga, pemerintah tetap memberikan ijin bagi pemilik kios seperti dirinya untuk pergi berbelanja di kota di waktu lockdown.
Lalu, perbincangan kami tentang anaknya. Tentang sistem modul yang mereka peroleh dari sekolah dan juga perannya sebagai orangtua.
Kebetulan anak yang pertama dan kedua biasanya muncul di sekitar kompleks tempat di mana saya tinggal. Makanya, rupa mereka agak familiar. Mereka tidak tahu jika saya berasal dari negara berbeda. Ya, warna kulit kami hampir serupa. Hanya sering bertemu, jadinya kami kadang berkomunikasi.
Dia bercerita banyak tentang anak-anaknya. Yang bungsu baru berusia satu tahun beberapa bulan lalu. Menurutnya, baru kali itu perayaan ulang tahun anaknya dan satu-satunya anak tanpa kehadiran seorang ayah. Biasanya yang terjadi adalah setiap perayaan usia 1 tahun, itu selalu dirayakan dengan acara yang cukup spesial. Boleh dikatakan meriah.