Saya agak terkejut mendengar kisah seorang teman. Teman ini berkisah tentang sahabat karibnya. Awalnya, saya menanyakan tentang kedekatannya dengan sahabat karibnya itu. Dari halaman media sosial teman ini, saya memperhatikan jika mereka terlihat begitu sangat ekat.
Kedekatan mereka laiknya pasangan kekasih. Saya agak bingung. Pasalnya, keduanya sama-sama perempuan. Akan tetapi, mereka mengekspos kedekatan mereka di media sosial.
Di tengah konteks masyarakat yang masih konservatif seperti di provinsi di mana saya tinggal di Filipina, apa yang mereka lakukan tentunya mengundang pertanyaan. Bagaimana pun, orang kerap menyembunyikan kecenderungan seksualnya dan tidak mau dibuka begitu saja ke publik. Apalagi teman saya berasal dari keluarga yang cukup religius.
Maka dari itu, saya coba bertanya kepada teman ini. Teman saya ini pun menjelaskan tentang apa yang terjadi. Dia dan sahabatnya hanyalah teman akrab. Tidak ada relasi laiknya sepasang kekasih. Bahasa yang tertuang di media sosial tidak menunjukkan keterikatan seksual di antara keduanya.
Bahkan, teman ini juga mengatakan bahwa teman akrabnya itu sudah menikah. Suaminya sudah berusia 52 tahun, sementara temannya masih berusia 28 tahun. Jarak usia yang begitu jauh.
Dari cerita soal postingan mereka, kami pun bercerita tentang relasi suami-istri dari temannya itu. Kisah kami bermula ketika teman ini mengatakan bahwa temannya mempunyai persoalan di dalam keluarganya.
Menurutnya, temannya itu menikah hanya karena uang. Si laki-laki bekerja di Kanada. Tidak heran, dari sisi usia ada jarak yang cukup jauh di antara keduanya. Apalagi temannya itu mempunyai rupa yang cukup cantik. Bisa saja, dia mendapatkan seorang pria seumur.
Sebagaimana umumnya orang yang bekerja di luar negeri, mereka kerap mendapatkan pendapatan bagus dan bisa membantu keluarga di Filipina. Teman perempuannya ini pun mengalami itu. Hampir setiap bulan dia mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di Filipina.
Akan tetapi, temannya itu melihat relasi itu dari sisi kepentingan semata. Hanya untuk mendapatkan uang dari si laki-laki yang bekerja di luar negeri. Ketika dia membutuhkan uang, dia tinggal mengontak suaminya itu.
Karena relasi yang hanya berlatar kepentingan ini, temannya ini juga terjebak pada relasi dengan pria lain. Bukan hanya satu pria, tetapi beberapa pria. Yang terpenting adalah uang. Hanya gara-gara uang, teman ini mau berelasi dengan beberapa pria.
Cerita teman ini bisa benar. Sebagai teman akrab, dia mendengar pelbagai hal dari temannya itu. Semuanya diceritakan tanpa menyembunyikan aibnya. Bahkan dia juga berkisah tentang relasi dengan salah satu kepala desa tetanggannya.