Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Ketika Anak Autis Itu Menjadi Korban Kejahatan Seksual

Diperbarui: 27 Juli 2020   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Medical Xpress.com

Pengalaman kemarin sore (26/7) di sebuah desa. Dalam perjalanan dari salah satu rumah penduduk ke tempat parkiran mobil, saya dan seorang teman bertemu dengan seorang anak remaja. Remaja perempuan autis.

Tubuhnya gempal. Penampilannya agak tak terawat. Nampaknya dia begitu memerhatikan kami yang berjalan ke arahnya. Barangkali karena kami orang baru di lingkungannya.

Saya menyapanya. Namun, dia tidak terlalu bereaksi. Rekan saya, yang kenal dengan remaja perempuan itu kemudian membuka percakapan tentang hidupnya.

Menurutnya, usianya hampir sama dengan anak puterinya. Berusia 17 tahun. Kalau dia bersekolah, dia sudah duduk di bangku kelas dua SMA.

Namun, pengalaman menyakitkan pernah terjadi padanya. Beberapa tahun lalu, anak remaja autis itu pernah menjadi korban kejahatan seksual. Keadian yang sungguh miris. 

Dia pernah diperkosa oleh salah seorang asal kampungnya sendiri. Teman saya sendiri tidak mengatakan motif dari balik perbuatan bejat itu. Dugaan terbesar jika pelakunya berada dalam kondisi mabuk.

Sampai saat ini, pelaku pemerkosaan masih dipenjara. Ya, hukuman itu memang pantas dilimpahkan kepada pelakunya. Tega-teganya, orang itu memerkosa seorang anak yang tak berdaya secara fisik dan psikis.

Mendengar kisah itu, pelbagai hal bergelayut dalam pikiran saya. Tindakan bejat itu menunjukkan sisi buas dari seorang manusia. Sisi buas yang tak terkontrol dan mengarah pada perbuatan bejat.

Ya, kejahatan seksual kerap menyerang kaum lemah. Kaum lemah itu bisa saja anak-anak, kaum perempuan, dan bahkan mereka yang terbatas secara fisik dan psikis.

Kejahatan seksual kerap hadir karena melihat korban sebagai obyek pemuas keinginan semata. Setiap kali melihat lawan jenis, selalu hadir pikiran negatif. Terlebih lagi, jika pikiran negatif itu dipengaruhi oleh obat terlarang dan minum-minuman keras. Aksi pun akan sangat sulit terkontrol.  

Walaupun juga, pada kenyataannya, lawan jenis itu masih terikat oleh hubungan darah atau juga dia mempunyai kelemahan fisik tertentu. Tidak sedikit kejahatan seksual terjadi di dalam rumah dan di antara kehidupan bertetangga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline