Raihan Liverpool sebagai juara Liga Inggris menjadi trending topic. Banyak penggemar sepak bola yang mengacungi jempol pada pencapaian Liverpool tahun ini. Pengecualian, barangkali fans musuh bebuyutan Liverpool.
Penantian 30 tahun berakhir. Gelar Liga Inggris kembali hadir di Anfield. Pencapaian ini merupakan pelajaran berharga bagi siapa saja.
Gelar Liga Inggris menjadi pencarian Liverpool yang cukup lama. Tidak tanggung-tanggung, pencarian itu harus menunggu 30 tahun.
Dalam jangka waktu itu, penampilan Liverpool kerap naik dan turun. Pelbagai nama pemain beken masuk dan keluar dari skuad Liverpool. Begitu pun, nama-nama pelatih.
Pada akhirnya, sosok Jurgen Klopp datang. Bak seorang penyelamat, Jurgen Klopp menjadi jawaban pencarian Liverpool. Klopp masuk, kepercayaan diberikan, dan taktiknya dan rencananya didukung penuh oleh klub.
Tidak menunggu waktu yang lama bagi Klopp mengembalikan tuah Liverpool di ranah sepak bola Liga Inggris. Setelah meraih juara Liga Champions musim lalu, Klopp coba membawa Liverpool meraih Liga Inggris musim ini.
Fokus pada trofi Liga Inggris. Kesalahan musim lalu menjadi pelajaran yang berharga. Hanya beda sepoin dari Manchester City, Liverpool mesti memperpanjang masa penantian.
Tidak lagi musim ini. Klopp lebih taktis membangun konsistensi tim untuk meraih trofi Liga Inggris. Pemain yang cocok dengan strateginya direkrut. Bukan sekadar nama besar. Tetapi memilih pemain yang betul-betul bisa menerapkan rencananya di lapangan hijau.
Moh Salah direkrut dari AS Roma. Salah yang pernah dinilai sebagai "New Messi" tampil gemilang bersama Liverpool. Belum lagi, kepiwaian Klopp merekrut Van Dijk, Allison dan Sadio Mane. Selain itu, Klopp juga tidak segan melepaspergikan pemain yang tidak mempunyai komitmen penuh kepada klub.
Coutinho dibiarkan pergi ke Barca, walaupun pemain timnas asal Brasil mempunyai peran penting di Liverpool bersama Jurgen Klopp. Sangat susah bagi Klopp mempertahankan seorang pemain, sementara sang pemain ingin pergi ke klub lain.
Klopp tetap membangun timnya. Sadio Mane, Moh Salah, dan Firmino menjadi trio menakutkan di lini depan. Selain itu, Klopp menghidupkan peran Henderson, Milner dan Fabinho di lini tengah Liverpool. Allisson ditemani oleh palang pintu kuat di belakang membuat Liverpool terlihat solid. Menang tipis, tetapi poin penuh diraih.