Sepak bola merasuki kehidupan sebagian besar dari kita. Gara-gara sepak bola, kita rela begadang. Tidak kenal waktu untuk tidur.
Kita juga rela berdebat tentang tim dan para pemain dunia yang berbeda. Perdebatannya kadang mengalahkan perdebatan di dunia politik. Panas dan tidak mau kalah untuk mempertahankan kualitas pemain favorit ataukah tim kesayangan.
Bahkan gara-gara sepak bola, relasi bisa menjadi asam. Tidak mau berbicara satu sama lain. Atau juga, mengurung diri hanya karena tim kesayangan mengalami kekalahan.
Waktu masih tinggal di sekolah berasrama, sepak bola menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan harian. Hampir tiap sore sepak bola menjadi olahraga favorit dari penghuni asrama. Rasanya ada yang kurang jika sore hari tidak diisi dengan bermain sepak bola.
Fasilitas tersiapkan dengan baik. Dalam setahun, bisa dua kali kompetesi dibuat untuk menyalurkan bakat di dunia sepak bola.
Tidak sampai di situ. Tayangan sepak bola menjadi santapan banyak orang. Kalau ada jadwal pertandingan, kami selalu meminta pembina asrama untuk mengijinkan kami menonton pertandingan sepak bola. Selalu yang menarik adalah reaksi para fans dari tim yang bertanding. Reaksi bermacam-macam. Bergantung pada penampilan dan hasil dari pertandingan.
Biasanya, tayangan yang paling ditunggu adalah kompetesi Liga Champions. Alasannya, soal preferensi tim kesukaan.
Contohnya, saya yang menyukai tim Barcelona (Spanyol), tidak memiliki tim kesukaan di Liga Inggris. Begitu pula, teman-teman lainnya. Ada yang hanya suka tim di Liga Inggris tetapi tidak mempunyai tim kesukaan di liga-liga lainnya.
Liga champions menjadi momen yang dinantikan. Terlebih lagi, jika terjadi pertemuan antara tim yang kebetulan disukai. Situasi asrama menjadi heboh. Tim yang menang menjadi kabar sukacita bagi para fans di asrama. Kalah berarti siap dicerca dan diolok. Bahkan ada yang menyembunyikan diri di kamar dan tidak mau keluar kamar hingga situasi menjadi reda.
Sejak pagi tadi, banyak berita tentang Liverpool. Liverpool juara Liga Inggris setelah vakum selama 30 tahun. Sontak saja, halaman media sosial penuh dengan berita tentang Liverpool.
Liverpool juara di Liga Inggris tentu saja bukan kabar baik bagi Jurgen Klopp dan pemain Liverpool. Ini adalah kabar baik bagi para fans Liverpool yang sudah lama menanti trofi Liga Inggris. Mungkin rasa juara kali ini berbeda dengan rasa meraih trofi Liga Champions musim lalu.