Tiap institusi agama dan budaya memiliki cara dan perayaan yang berbeda dalam merayakan sebuah perkawinan. Meski berbeda, intensi dasar dari setiap cara dan perayaan itu untuk mendukung dan memaknai pernikahan tersebut.
Di Manggarai, Flores, saya melihat salah satu sisi menarik dari sebuah perkawinan yang berlangsung di institusi agama Katolik. Hal itu terjadi lewat keberadaan "bapa dan mama saksi" perkawinan.
Bapa dan mama saksi ini menjadi pendamping saat perayaan nikah di gereja. Mereka juga memainkan peran pada acara resepsi pernikahan. Peran bapa dan mama saksi kadang melebihi peran orangtua dari kedua pasangan yang menikah.
Biasanya, yang terpilih menjadi bapa dan mama saksi perkawinan adalah mereka yang masih mempunyai ikatan kekeluargaan atau hubungan tertentu, mempunyai status terhormat di tengah masyarakat dan dipandang sebagai pasangan yang patut diteladani.
Status hubungan kekeluargaan tidak menjadi satu-satunya tolok ukur memilih bapa dan mama saksi. Yang paling penting adalah aspek kehidupan moral-spiritual dan cara hidup keseharian dari pasangan yang terpilih menjadi bapak dan mama saksi.
Kehidupan moral perkawinan mereka bisa menjadi panutan dan contoh bagi pasangan yang mau menikah.
Tuntutan hidup moral yang baik menjadi kriteria utama keterpilihan pasangan untuk bisa menjadi bapa dan mama saksi. Mereka sudah menghidupi pernikahan mereka untuk sekian tahun. Ditambah lagi kalau anak-anak dari bapa dan mama saksi itu berhasil dalam kehidupan mereka.
Pendeknya, pasangan yang terpilih menjadi bapak dan mama saksi merupakan mereka yang mempunyai kehidupan moral dan spiritua yang baik dan berhasil dalam kehidupan mereka sebagai pasangan suami-istri dan dalam kehidupan berkeluarga.
Kriteria ini sekiranya menjadi contoh dan inspirasi bagi pasangan yang mau menikah. Kehidupan bapa dan mama saksi bisa menjadi jejak yang patut diikuti bagi mereka yang menikah.
Jadi, pemilihan dan penentuan menjadi bapak dan mama saksi bukan asal-asalan dan untuk memenuhi kriteria, tetapi dipilih seturut hidup moral yang dimiliki oleh pasangan yang terpilih menjadi bapa dan mama saksi.
Makanya, peran bapa dan mama saksi tidak sampai saat adanya pernikahan. Bapa dan mama saksi seyogianya ikut berperan dalam kehidupan pasangan itu, entah mereka sebagai suami-istri maupun berstatuskan ayah dan ibu.