Keputusan negara Paman Sam, Amerika Serikat mengeluarkan Indonesia dari yang berstatus negara berkembang menjadi salah satu negara maju berdampak seperti dua keping mata uang.
Pada salah satu keping mata uang itu, Indonesia akan kehilangan keistimewaan tertentu saat semasih menjadi negara berkembang. Mau tidak mau, Indonesia diperlakukan seperti negara-negara maju lainnya. Indonesia mesti tampil laiknya perfoma yang umumnya dimiliki negara-negara maju.
Pertanyaannya, sudah siapkah Indonesia menghadapi situasi itu?
Jangan sampai sumber daya manusia kita kalah dengan apa yang sudah dimiliki negara-negara maju lain. Ujung-ujungnya kita malah dibelenggu oleh status kita sebagai negara maju.
Pada sisi lain, berstatus negara maju membangkitkan kebanggaan. Siapa pun senang kalau disebut sebagai negara maju. Ini artinya ada potensi dan kemajuan yang dimiliki oleh Indonesia dan itu diakui oleh negara-negara lain.
Walaupun kemajuan itu mungkin hanya dilihat secara parsial tanpa melibatkan segala aspek yang terjadi di dalam negeri. Persoalan banjir yang sementara membelenggu ibukota negara, DKI Jakarta adalah salah satu pertimbangan penting dari status sebagai negara maju.
Kita hendak mengakhiri bulan Februari, tetapi persoalan banjir di ibukota masih menjadi persoalan serius bukan untuk provinsi DKI Jakarta tetapi negara Indonesia. Ironis, ibukota Indonesia yang dinilai dan berstatuskan sebagai negara maju masih dilanda banjir.
Hemat saya, status Indonesia sebagai negara maju tidak dibarengi dengan keadaan di dalam negeri. Jadinya, status "maju" hanya sekadar nama, tanpa dibarengi dengan realitas yang sesungguhnya.
Ya, masalah banjir bukanlah masalah yang sekali terjadi di ibukota. Ini sudah kerap terjadi setiap tahun dan setiap musim hujan tiba.
Malah tahun ini, masalah banjir seolah menjadi masalah bulanan. Mungkin masih lekat dalam ingatan kita ketika awal tahun ini, Jakarta malah menyambut banjir daripada nuansa tahun baru. Dengan kata lain, sejauh hujan turun dan mengguyur ibukota, banjir pun tak terhindarkan.
Persoalan lama, tetapi terasa solusi yang ditawarkan oleh pemerintah belum terlalu ampuh. Pada titik inilah, saya menilai status negara maju cukup ironis bila menimbang upaya pemerintah di ibukota yang terlalu lamban untuk mengatasi masalah banjir.