Barangkali sebagian besar dari kita yang mempunyai dan menggunakan aplikasi media sosial, WhatApp (WA) juga bergabung grup tertentu. Grup itu bisa tercipta karena kepentingan, hobi, dan latar belakang tertentu.
Kita juga dimasukan ke grup tertentu karena mempunyai koneksi dengan intensi di balik pembentukan grup tersebut.
Sejauh ini, saya bergabung dengan lima grup WA. Pada umumnya, grup yang ikuti merupakan grup yang terbentuk karena latar belakang atas dasar se-asal, se-angkatan waktu sekolah dan se-budaya.
Berada di sebuah grup WA, hemat saya mempunyai banyak keuntungan. Salah satu keuntungannya adalah lewat sharing jaringan dan informasi yang begitu cepat.
Baca juga: 5 Kesalahan Fatal yang Dilakukan Anggota Grup Whatsapp
Lewat grup yang kita ikuti, kita bisa menyampaikan apa yang kita inginkan dan kita bisa mendapatkan gagasan yang bisa membantu kita.
Selain itu, grup WA juga menjadi tempat diskusi. Informasi dan pikiran yang dibagikan ke grup, tidak hanya dikonsumsi, tetapi informasi dan pandangan itu ikut bisa dikritisi dan dinilai.
Kadang kali ada anggota grup yang mengirimkan berita hoaks lewat WA. Mungkin karena ketidaktahuan, mereka sekadar mengirimkan informasi-informasi seperti itu tanpa mencari pembenaran.
Menariknya, anggota grup yang sudah tahu tentang informasi yang sebenarnya bisa mengingatkan tentang informasi hoaks yang sedang dibagikan. Secara tidak langsung, grup WA juga tidak lepas dari kontrol sosial di antara anggota grup.
Namun, grup di WA juga tidak selamanya menjadi tempat yang bisa mempersatukan banyak orang.
Tidak sedikit orang yang meninggalkan grup WA. Pelbagai alasan yang mengitari keputusan seseorang meninggalkan grup WA tertentu.