Kalah dari rival sekota, Manchester City, Ole Gunnar Solskjaer pastinya berhadapan dengan pelbagai situasi. Para fans MU mungkin kecewa dan tidak percaya kalau tiga gol bersarang ke gawang David de Gea pada babak pertama.
Padahal dalam laga itu M. City bermain tanpa striker konvensional. Sergio Aguero dan Gabriel Jesus dibangkucadangkan.
Ini artinya strategi M. City berada di atas taktik Solskjaer . Dengan ini pula, Solskjaer lagi-lagi dinilai menjadi kambing hitam atas kekalahan ini.
Sebenarnya kekalahan sebuah tim tidak seutuhnya dibebankan kepada sang pelatih. Di balik kekalahan itu, Solskjaer juga berhadapan dengan situasi dari dalam timnya sendiri.
Setelah Paul Pogba yang masih ditepikan karena cedera dan dispekulasikan segera pindah ke Real Madrid atau kembali ke Juventus, Solskjaer juga berhadapan dengan Jesse Lingard.
Dikabarkan kalau dalam laga melawan M. City, Lingard tidak menuruti arahan dan instruksi sang pelatih. Asistan pelatih MU, Mike Phelan merasa kecewa karena dalam laga itu Lingard dinilai tidak menuruti instruksi pelatih pada babak pertama.
Mungkin karena ini, Lingard pun digantikan selepas jeda babak petama. Apalagi M. City sudah unggul tiga gol. (dailymirror. Co. uk. 9/1/20).
Selain itu, persoalan yang melingkupi Lingard yakni soal kehidupan pribadinya. Lingar mempunyai keterikatan dengan media sosial.
Keterikatannya pada media sosial dipandang membuatnya tidak fokus dalam karirnya. Para fans juga ikut bereaksi atas kebiasan Lingard dalam menggunakan media sosial.
Dikabarkan kalau Solskjaer mengingatkan Lingard untuk tidak terlalu memberikan waktunya pada media sosial. Sebaliknya dia diminta untuk fokus pada urusan di lapangan hijau.
Solskjaer juga mengatakan kalau media sosial tidak seutuhnya buruk. Itu bisa menjadi bagian dari seorang pemain MU. Tetapi yang paling penting bagi Solskjaer adalah membangun diri dalam cara yang positi dan hal itu berkaitan dengan sepak bola (Manchester Evening News6/1/20).