Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Menikah Sekali untuk Seumur Hidup Bukanlah Kemustahilan

Diperbarui: 19 November 2019   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Inquirer lifestyles

Pada beberapa kesempatan saya menghadiri acara perayaan usia 25 dan 50 tahun pernikahan. Usia pernikahan seperti itu memang patut dirayakan. Bahkan kalau boleh usia pernikahan mesti dirayakan setiap tahun, terutama pada tanggal di mana hari pernikahan terjadi.

Perayaan itu bisa bertujuan untuk mengingat dan mengenang kembali makna dari pilihan hidup menikah. Pastinya dua orang memutuskan untuk menikah dilatari oleh kesadaran yang cukup mendalam. Dasar itu berupa cinta yang berbuah pada kecocokan di antara satu sama lain.  

Dasar ini mesti selalu diingat dan dikenang agar bisa menjadi kekuatan bagi hidup suami-istri. Kekuatan itu bisa menjadi bekal saat berhadapan dengan tantangan dalam perjalanan hidup berkeluarga.

Perayaan itu bisa juga menjadi kesempatan untuk membaharui janji nikah. Saya kira setiap pasangan mesti mengingat dan merayakan hari nikah mereka. Di balik itu, mereka bisa membaharui komitmen yang dibuat beberapa tahun yang telah lewat.

Saya ingat sebuah pasangan yang merayakan 17 tahun usia pernikahan mereka. Menurut pasangan ini, salah satu upaya memperbaharui pernikahan mereka yakni lewat memberikan waktu khusus untuk berdua tanpa kehadiran anak-anak mereka.

Acap kali mereka menghabiskan waktu berdua sekadar untuk mengingat memori yang telah mereka jalankan bersama. Efeknya, mereka menjadi pasangan yang berbahagia selama 17 tahun perjalanan pernikahan mereka.  

Di balik setiap perayaan mengenang usia pernikahan seperti 25 atau 50 tahun, ada salah satu kesan yang terlahir.

Kesannya adalah kalau mereka bisa mencapai dan merayakan usia pernikahan seperti itu, pastinya pasangan lain juga bisa melakukannya. Toh, setiap orang menikah dengan membawa kelebihan dan kelemahan mereka sebagai manusia.

Saya kira tidak ada di dunia ini yang memutuskan untuk menikah karena kesempurnaan di dalam diri mereka. Pendeknya, kalau mereka bisa, kita juga pasti bisa.  

Namun kesan saya ini menjadi kabur saat menyaksikan realitas yang terjadi pada beberapa hidup pernikahan. Tidak sedikit pernikahan yang putus di tengah jalan. Bahkan ada yang berakhir sebelum memasuki usia lima tahun.

Kenyataan ini bisa saja mempengaruhi pola pikir sebagian besar orang tentang makna pernikahan. Untuk apa menikah di salah satu institusi, toh pada akhirnya berpisah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline