Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Air Bersih, Bisnis yang Menguntungkan?

Diperbarui: 23 Maret 2017   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air adalah unsur yang sulit untuk dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Manusia saja terdiri dari 60-70% kadar airnya. Tak elak, kekurangan kadar air pada tubuh bisa menimbulkan beragam penyakit pada tubuh. Nasihat simpel yang selalu muncul kalau mau menjaga kesehatan yakni minum air sebanyak-banyaknya. Atau untuk menghindari penyakit tertentu, kita hanya melakukan terapi air.

Namun saat kita merasa air sebagai barang murah dan gampang didapat, kita juga mesti dihadapkan pada sisi ekonomis dari kebutuhan air bersih. Secara ekonomi, air bersih menjadi komoditas jual untuk masyarakat bagi sebagian masyarakat dan di tempat tertentu. Apakah salah menjual air? Sejauh ini tak ada yang mengatakan salah. Pemerintah saja merasa sah-sah saja dengan beraneka jenis merek air minum di tanah air. Rakyat juga tampak diam tanpa peduli bila air bersih yang dimiliki hanya dikuasai oleh pengusaha atau pebisnis tertentu.

Air bersih (mungkin) menjadi ladang bisnis yang menguntungkan. Lapangan pekerjaan tercipta. Pendapatan daerah bertambah. Bahkan bila air minum itu membawa nama suatu daerah asal air minum itu, dengan sendirinya ini menjadi bagian promosi untuk daerah tersebut. Tempat itu bisa mendapat promosi, tetapi belum tentu perusahan tersebut mempertahankan debit airnya.

Konsekuensi lain cukup memprihatinkan. Kalau keluarga yang mempunyai pendapatan yang di atas rata-rata, membeli air bersih bukanlah persoalan. Tetapi kalau kita berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan, tentunya kita mesti pasrah dengan keadaan. Kita pasrah memanfaatkan yang ada meski air yang dikonsumsi mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Kalau tidak hati-hati, kesehatan bisa terancam.

Air bersih memang bisnis yang menguntungkan. Karenanya, banyak perusahan air minum hadir. Konter-konter bisnis air minum isi ulang juga menghiasi hiruk pikuk kehidupan kota. Air minum bersih bernilai rupiah. Yang dibutuhkan adalah kontrol masuknya perusahan-perusahan air bersih atau juga tempat-tempat penjualan air minum dengan cara pengeboran. Ini bisa mengurangi debit air dan mengurangi pasukan air bagi rakyat.

Contohnya, situasi kota kecil saya. Kota kecil saya berada di kaki gunung. Deretan pegunungan yang dihuni oleh hutan yang lebat tentu menjanjikan pasokan air yang cukup. Air bukanlah barang langkah. Saat saya berada di bangku Sekolah Dasar di tahun 90-an air bersih bukanlah persoalan bagi kami. Namun kenyataan ini sangat berbeda di tahun-tahun terakhir ini. Air yang dulunya keluar dengan derasnya berubah pelan. Kadang juga berhenti total. Pengaruh kepadatan penduduk menjadi salah satu sebab. Kotaku sudah mulai disesaki oleh pendatang-pendatang baru.

Namun di lain sisi, ini mungkin disebabkan oleh salah satu perusahan air minum yang dibangun di kotaku. Tak elak saat perusahan itu ada, pasokan air pun terbagi antara masyarakat dan pebisnis. Siapa yang salah? Rakyat menjadi korban. Pebisnis untung karena dengan itu rakyat mulai terbiasa minum air kemasan dan isi ulang. Padahal di tahun 90-an, sangat jarang menggunakan air isi ulang.

Kita harus akui juga, air akan menjadi mahal karena persaingan bisnis. Korbannya tetap kita, masyarakat. Bisa saja karena setetes air, kita bisa menciptakan konflik. Padahal sejatinya, air itu tidak diciptakan manusia. Air adalah hadiah gratis. Manusia hanya mengolah. Bisnis hanyalah pikiran dari manusia. Tidak dilarang untuk bisnis air, tetapi paling tidak rakyat tida menjadi korban karena kekurangan air minum.  

Regulasi yang jelas dibutuhkan. Bisnis air minum tidak boleh diterima begitu saja. Harus tahu prioritas antara pelaku bisnis atau rakyat yang kehausan. Lebih dari pertimbangkan juga keadaan suatu kota atau suatu tempat. Air memang banyak di bumi, tetapi kalau digunakan secara tak bertanggung jawab, krisis air minum dengan sendirinya di depan mata. Air bersih menjadi murah kalau kita tahu menggunakannya. Pakai untuk keperluan. Bisnis yang merugikan tidak boleh diijinkan.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline