Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Keyakinan Leicester City, Modal Si "Rubah" Menuju Kejayaan

Diperbarui: 15 Maret 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cerita tentang laga bersejarah di Camp Nou di ajang Liga Champions pekan lalu antara Barcelona vs. Paris Saint-Germain masih belum berlalu. Saat hasil laga itu masih ada di mulut para penggemar sepak bola, dini hari tadi Leicester City ikut mengukir sejarahnya sendiri di Liga Champions. Untuk pertama kalinya, mereka berhasil lolos ke babak perempat final Liga Champions.

Setelah laga kontra Sevilla sang pencetak gol pertama, Wes Morgan mengungkapkan ketidakpercayaannya atas pencapaian timnya. Bek tengah ini juga mengakui keberuntungan gol yang dicetaknya karena dia akui berada di posisi yang tepat. Gol ini pun menggenjot semangat Leicester untuk membendung Sevilla dan bahkan menciptakan satu gol lainnya.

Keberhasilan Leicester adalah sebuah pencapaian bersejarah untuk sebuah klub yang baru pertama kali berkompetesi di Liga Champions. Mereka juga berhasil melakukan comeback ala Barcelona. Meski margin golnya berbeda antara Barca vs.PSG, tetapi yang patut digarisbawahi adalah ini dilakukan oleh Leicester City terhadap Sevilla yang sudah makan garam di kompetesi Eropa.

Kekalahan di kandang Sevilla (2-1) bukan menjadi asa terakhir bagi Leicester untuk berhenti berkompetisi. Berbekalkan semangat, dukungan suporter di kandang sendiri dan keyakinan tim, Leicester berhasil menaklukkan Sevilla dengan skor telak 2-0. Pertandingan yang dilakonkan oleh Leicester adalah pertandingan sebuah tim yang penuh motivasi dan keyakinan. Gol-gol kemenangan yang dicetak W. Morgan (menit 27) dan M. Albrighton (menit 54) adalah hasil perjuangan sebuah tim dan bukan semata-mata pencapaian individu tertentu. Buktinya, di lini belakang Leicester juga ikut solid menahan gempuran anak-anak asuhan Jorge Sampaoli. Leicester City kembali memberikan gambaran sebagai sebuah tim sepak bola yang mengandalkan keyakinan untuk mencapai sukses.

Bahkan kiper Juventus yang sudah berpengalaman di kancah Eropa, Gianluigi Buffon mengakui ancaman Leicester City. Dia mengatakan kalau tim yang pantas untuk dihindari oleh Juventus pada babak berikutnya adalah Leicester City.

Pertanyaannya, mengapa Leicester City? Toh, ada beberapa tim-tim kuat seperti Bayern Munchen, Barcelona, Real Madrid yang juga berpeluang untuk dihadapi pada babak berikutnya. Buffon mencemaskan Leicester city karena mereka adalah tim yang sangat termotivasi untuk menang dan mereka tahu membuat tim-tim besar tumbang.

Yah, pertandingan kontra Sevilla membangkitkan ingatan pada Leicester City versi 2015/2016. Leicester yang merengkuh juara Liga Inggris di musim lalu sepertinya terlahir kembali. Catatan di Liga Champions dini hari tadi hanya salah satu dari sekian laga kemenangan Leicester City akhir-akhir ini. Setelah Claudion Ranieri dipecat, Leicester seolah bereinkarnasi menjadi si Rubah di musim lalu. Dua rentetan kemenangan terakhir menjadi bukti. Sekarang mereka pun berhasil duduk di posisi ke 15 klasamen. Paling kurang, mereka perlahan menghindari jurang degradasi.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan situasi bulan lalu. Klub harus berani mengambil keputusan yang tidak popular di kalangan pecinta sepak bola yakni memecat Cladio Ranieri, pelatih yang sukses mengantarkan Leicester meraih juara Liga Inggris musim lalu.

Berbarengan dengan itu, Leicester seolah kehilangan tajinya untuk memenangkan laga-laga yang dilakonkannya. Bahkan saat Ranieri keluar, Leicester duduk satu tingkat di atas zona degradasi. Pemecatan Ranieri tidak memberikan dampak negatif yang terlalu significan untuk tim. Sebaliknya, Leicester malah menemukan irama permainan yang sudah hilang.

Dengan semangat dan kolektivitas tim, Leicester City tampil seperti si Rubah Tua. Si Rubah yang menggoncang jagad sepak bola Inggris dan mencengangkan dunia sepak bola. Pelbagai mata pun ternganga pada kisah Leicester City yang dinilai sebagai Fairy tale sepak bola masa modern.

Siapa pun lawan Leicester City berikutnya, yang pasti Leicester sudah menemukan semangat lama. Ini pun bisa menjadi ancaman bagi tim-tim lain di babak selanjutnya. Terlebih lagi, dengan status sebagai underdog, Leicester tidak mempunyai beban untuk menghadapi tim-tim besar lainnya. Yang ada pada Leicester City adalah modal keyakinan sebagai tim sepak bola.***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline