Lihat ke Halaman Asli

Ibadah Saja di Kuburan, Pasti Nggak Diganggu

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://stat.k.kidsklik.com/data/2k10/images/user_1.jpg

Saya lahir dari keluarga dengan dua agama yang berbeda, Ibu Kristen & Bapak Islam, saya tidak keberatan mendengar suara adzan berkumandang, tidak keberatan dengan macetnya jalan akibat bubaran sholat Jum'at, tidak keberatan dengan pungutan di jalan raya utk pembangunan rumah ibadah, dan yang lagi ngetren minta sumbangan di pintu ATM, saya juga tidak keberatan dengan nyanyian pujian umat Kristiani, TAPI SAYA KEBERATAN KETIKA AKSI KEKERASAN TERJADI TERHADAP UMAT YG HENDAK MELAKSANAKAN IBADAH.

Salah satu pendapat di kompas.com, menyatakan:

Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda



  • Roy Hatolik Pane

Selasa, 14 September 2010 | 20:33 WIB

Buat saudara-saudara seiman... Kiranya semua dapat tenang, sabar dan penuh kasihh...sikapi dengan bijaksana. Cobalah rembuk diskusi ulang dengan pihak pemda untuk mau dan memindahkan lokasi tempat beribadah...kita tolreansi juga dong..kan itu perumahan...Lihat sekeliling kita kalau kita ibadah ( mall, jalan raya yang bukan untuk parkir ) walaupun cuman 1 minggu sekali...aduhhh menimbulkan kemacetan ( mobilnya ) kan menggangu pihak lainnn...mana kasih kita terhadap sesama ?

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/14/19584164/Inilah.Kronologi.Kasus.HKBP.Ciketing-8

Saya berpikir lagi,

Mengapa umat sampai ada yang menjalankan ibadah di mall, kalo di jalan raya, kok saya jarang menemui yah (kalopun ada mungkin karena rumah ibadahnya sudah tidak mencukupi untuk menampung jemaat). Saya tau bagaimana susahnya untuk mendirikan rumah ibadah, perijinan dan IMB yang susahnya bukan main, pemda yang seakan-akan mempersulit, hingga akhirnya umat Kristiani menyewa ruangan di hotel, di gedung-gedung perkantoran, di mall, untuk dijadikan tempat beribadah.

Hmmm, apalagi dengan insiden di bekasi ini, apakah lantas lebih baik umat berdoa sendiri-sendiri saja di rumah, biar pendetanya saja yang giliran ke masing-masing rumah, nggak perlu lah umat kristiani itu berkumpul, berdiskusi, beribadah, bersilahturahmi, cukup ibadah di rumah saja, apa perlu umat Kristiani itu beribadah di kuburan saja, disarankan malam hari, kan nggak ada yang bakalan menganggu, setidaknya nyanyian pujian merdu itu mampu mengusir hawa seram dari kuburan, syukur-syukur arwah gentayangan bisa ikut berjoget gembira dan menjadi senang.

Lantas dimana peran Negara? Hmmm kebebasan beragama, kebebasan beribadah, toh saat ini Pemerintah bersikap tidak akan terlalu ikut campur urusan tersebut, sempat shock juga ketika mendengar statement dari pihak kepolisian yang menyatakan insiden tersebut murni tindakan KRIMINAL, yah terus motifnya apa Pak?. Weleh weleh.... benar-benar seperti hidup di negara kacau balau.

Benar juga kata GUSDUR dulu, jika pemerintah tidak menjamin kebebasan umat utk menjalankan ibadah, maka Indonesia hanya mulai dari Sabang hingga Banyuwangi saja, akankah itu terjadi? MUNGKIN SAJA, wong pemimpinnya tidak TEGAS sama sekali, terlalu LAMBAN seperti SIPUT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline